Usai kericuhan antara massa mahasiswa Universitas HKBP Nomensen Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, dengan polisi, pihak kampus melakukan aksi bersih-bersih di sekitar lokasi mahasiswanya bertahan. Saat membersihkan lokasi itu, ditemukanlah enam butir selongsong peluru berbahan kuningan dengan Kode TK PIN 5,56.
Amru Siregar, alumni Fakultas Hukum yang menemukan selongsong tersebut di depan pintu keluar kampus, menduga barang itu berasal dari peluru tajam milik Sat Brimob. "Aku jumpai di sini, banyak lagi di dalam berserakan," katanya yang diamini satpam kampus, Sabtu dini hari (31/3/2012).
Terindikasi sepuluh orang mahasiswa menjadi korban penembakan. Dua orang dirawat di RSU Pirngadi Medan akibat tembakan peluru karet. Satu orang dari Fakultas Pertanian dibawa ke RS Brimobda Sumut Jalan Wahid Hasyim, dikabarkan dengan kondisi kritis. Sisanya belum diketahui kabarnya karena masih ditahan.
"Setelah ditangkap, mereka langsung ditempel peluru di depan Hotel Perintis," kata Amru menirukan perkataan korban. Kapoldasu yang coba dihubungi via ponsel tidak menjawab panggilan masuk.
Sementara itu, bentrok mahasiswa USU dengan polisi sempat rusuh. Mahasiswa berhasil memukul mundur polisi. Jalan Dr Mansyur mulai pintu I USU dan Jalan Jamin Ginting sampai simpang Wahid Hasyim tempat Sat Brimobda Sumut bermarkas diblokade massa. Terlihat batu-batu berserakan sepanjang jalan dan plang-plang lalu lintas yang dicopot.
Sekira pukul 03.00 WIB, aksi berhenti, namun massa belum meninggalkan lokasi. Alasannya mereka masih menunggu teman-temannya dari Nomensen dan ITM. "Mau main lagi, nunggu kawan-kawan dari Nomensen sama ITM. Ini aksi solidaritas," kata salah seorang mahasiswa dari Fakultas Sastra USU.
Di lokasi ini ditemukan lima selongsong pelurunya di areal Pintu I. "Ada kawan kami yang terkena pelipisnya dan menemukan lima selongsong peluru," kata seorang mahasiswa. Di dalam kampus, para mahasiswa tersebut terlihat sedang menyiapkan puluhan bom molotov untuk aksi selanjutnya. Mereka juga menutup jalan dengan rambu-rambu pembatas jalan seperti benteng pertahanan.
**Kelihatan sekali demo BBM ini sudah berkembang menjadi kerusuhan. Saat seperti ini, saya kira TNI patut turun tangan, saya tidak peduli mereka yang terlibat rusuh, jatuh korban. Saya sangat peduli pada masyarakat umum yang tidak terlibat tapi menjadi korban. TNI mesti menjaga agar masyarakat umum tidak terkorbankan. Kalau ada peluru dan mahasiswa kena tembak, perlu diusut. Kenakan sanksi pada polisi atau TNI yang menembak. Tapi kenakan sanksi juga pada mahasiswa yang melukai polisi atau TNI, dan mahasiswa yang membuat Molotov. Bom, bayangkan, bom. Mahasiswa bikin bom, dan itu dianggap tidak apa-apa karena dia demo BBM yang katanya mewakili rakyat umum?**
0 komentar:
Posting Komentar