Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

Bentrok dengan Polisi, 9 Mahasiswa Terluka

  • Senin, 09 April 2012
  • A. Moses Levitt
  • Label , , , ,



  • Unjuk rasa untuk memprotes rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih berlanjut. Di Nusa Tenggara Timur, ratusan mahasiswa berdemonstrasi di halaman kantor Bupati Timor Tengah Utara di Kefamenanu, Sabtu (31/3/2012). Demonstrasi ini berakhir dengan bentrok fisik antara polisi dengan mahasiswa.

    Insiden ini dipicu aksi mahasiwa yang berusaha menerobos masuk ke kantor Bupati, namun mereka dihalangi anggota Dalmas Polres TTU. Aksi saling dorong pun terjadi ketika polisi berusaha membubarkan demonstran dengan menggunakan kayu. Sembilan mahasiswa mengalami luka di wajah dan badan.

    Situasi mulai reda setelah Kapolres TTU AKBP I Gede Mega Suparwitha turun ke lokasi dan meminta anggotanya untuk tenang dan mengatur barisan.

    Massa mahasiswa yang tadinya lari berhamburan kembali berorasi dan meminta Bupati TTU Raymundus Fernandes bersedia menemui mereka. Mereka juga menuntut Kapolres bertanggung jawab atas insiden yang rekan mereka terluka. Mereka kemudian diterima Bupati Fernandes di aula kantornya.

    Dalam pertemuan itu, Bupati Fernandes mengatakan mendukung tuntutan mahasiswa. "Saya selaku Bupati TTU atas nama rakyat TTU menolak dengan keras rencana kenaikan BBM dan surat penolakan tersebut sudah kami kirim ke pemerintah pusat pada beberapa waktu lalu," kata Fernandes.

    Dalam kesempatan itu Kapolres TTU AKBP I Gede Mega Suparwitha meminta maaf atas sikap anggotanya yang telah melakukan pemukulan dan dia berjanji akan membantu biaya pengobatan sembilan mahasiswa yang terluka. Namun dia tidak menjawab atas pertanyaan apakah akan memberi sanksi pada bawahannya.

    Tak puas dengan jawaban Kapolres TTU, Ketua PMKRI Cabang Kefamenanu Viktorianus Naihati yang juga menjadi salah satu korban pemukulan polisi, menjadi berang.

    "Saya sangat menyesal terhadap tindakan polisi yang sangat arogan terhadap mahasiswa karena itu saya akan melapor ke Kejaksaan dan pihak Provost di kupang untuk segera memproses anggota Polres TTU yang telah melakukan pemukulan secara brutal terhadap mahasiswa, apalagi yang menjadi korban jumlahnya sampai sembilan orang," kata Naihati.

    **wah saya pikir hanya di kota kota besar saja, tapi rupanya ini virus yang mewabah. Semoga bukan ikut-ikutan demo, tapi tahu apa yang ingin disuarakan. Sebab kadang-kadang, orang muda (kebanyakan mahasiswa) senang hura-hura, huru-hara, dan justru membuat resah masyarakat, bukannya “melindungi” masyarakat yang sudah kesusahan akibat rencana penaikan harga BBM. Sungguh disayangkan, daerah yang miskin ini harus demo juga sama seperti daerah kaya lainnya. Kasihan. Lebih banyak mudaratnya daripada manfaat. Kasihan. Soal “luka”, yah namanya bentrok, bagaimana bisa menghindari “luka” dan bahkan kematian? Demo itu merugikan diri sendiri, masa depan masih panjang, rugi dibuang ke jalanan. Bisanya perkumpulan berlandaskan Agama, melakukan rusuh?**

    0 komentar:

    Related Posts with Thumbnails

    La Musica