Keberadaan ribuan anak muda anggota geng motor, menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, turut dibesarkan oleh kebijakan polisi. Menurut Neta, kelompok balapan liar dibiarkan polisi dan berkembang menjadi geng motor yang brutal.
"Kunci persoalannya ada pada polisi, bahkan disinyalir banyak anak pejabat polisi aktif di geng motor," ungkap Neta, Sabtu (14/4/2012) di Jakarta.
Dia mencontohkan, di satu arena balap liar di Pondok Indah dan sejumlah lokasi, banyak anggota geng menunggang motor mewah kelas atas. Demikian pula balapan liar di Jalan Asia Afrika, di sana banyak melibatkan anak pejabat Polri atau mantan pejabat Polri.
Seusai balapan, banyak dari mereka beristirahat makan dan minum di warung roti bakar di belakang Mabes Polri, Kebayoran.
Neta menuntut polisi menindak tegas geng motor yang sudah bertahun-tahun meresahkan masyarakat di kota-kota di Indonesia.
**menarik sekali bahwa geng motor dan balap liar melibatkan kendaraan mewah. Saya langsung membayangkan Ducati, Honda Repsol, Honda Camel, Honda CBR, Yamaha, dan merk-merk motoGP lainnya. Berarti mereka bukan geng motor “kampungan” yang makan gorengan dan minum oplosan di pinggir jalan. Mereka adalah orang kaya atau anak orang kaya. Kemudian menjadi rahasia umum bawa geng motor jenis ini adalah anak anggota atau mantan TNI-Polri. Yang saya takutkan, anak-anak ini juga bisa mendapatkan “keringanan” hukuman jika bersalah dan main hakim sendiri bila “diorder” oleh para orangtua atau kenalan mereka. Semoga mereka tidak diperbolehkan “memegang” senjata api**
0 komentar:
Posting Komentar