66
Beberapa laki-laki bertubuh tinggi besar (belum tentu perutnya kotak-kotak) berada di depan meja bar dari kayu oak di dalam sebuah bar yang hangat dan gaduh dikunjungi jika sudah tengah malam. Para ladiez akan keluar dengan kostum ala catwomen dan menari-nari di atas permukaan kayu meja bar itu. Seorang laki-laki berkumis pamitan pada temannya untuk pergi pipis di toilet. Dia kembali dan langsung meraup kacang di piring kecil dan meneguk bir dari botolnya.
Kacang ditambah lagi ke piring. Mereka mengambil dan mengunyah dengan rakus ditemani teguk-teguk ringan bir dingin.
Kami tertawa mengomentarinya.
"Kalian pasti masih ingat perempuan pelayan bar pergi ke sudut dan berbicara dengan salah seorang penari yang baru tiba." Si Bungsu ingat betul adegan itu.
"Dengan jelas, Kawan."
"Perempuan penari itu menatap ke arah laki-laki di meja bar dan bilang dengan meremehkan, 'tolol, semua laki-laki tolol. Setelah mereka pegang penisnya di toilet, mereka meraup kacang dengan tangan yang sama.'"
"Dan pelayang bar tergelak, 'mereka berbagi penyakit satu piring kecil. Tahukah kau toilet kami airnya mati dan aku belum mengganti tisu baru?'"
"Kalian pasti lupa kalau si penari melambaikan tangan pada seorang laki-laki di meja bar dengan genit dan semua laki-laki di sana memasukkan telunjuk mereka ke dalam mulut mereka seolah-olah--"
"Kau lupa kita ngak bisa soal seks?" kata Si Sulung.
"Tapi adegan ini menggelikan dan konyol sekali, sayang dilewatkan."
"Yah, entah berapa juta laki-laki telah makan kacang dari piring kecil yang sama. Penari itu bahkan menghindar ketika para lelaki itu memasukkan pecahan 1 Dollar ke belahan dadanya."
"Gw tau adegan itu tapi demi anak-anak balita, gw gak membicarakannya," Si Tengah berceloteh sok alim.
"Dasar munafik."
Tidak sampai bertengkar atau adu jotos. Kami berempat habiskan bir dan kacang dengan hati-hati dan turun untuk tidur di kamar masing-masing. Yang kami pikirkan, sesudah di kamar sendiri, malam ini hanyalah menemukan nama Rara atau Roro di salah satu dari ratusan papan pengumuman di universitas kami. Sebelum terlelap, kami mendengark telepon rumah berdering dan semua orang berlomba mengangkat gagangnya.
"Dari Ibu. Tumben, malam-malam," kata Si Sulung pada kami.
"Trus kau sudah mencuci tanganmu sebelum pegang itu telepon?"
4 komentar:
kebiasaan susah diubah c....
kisah yang menarik dan lucu...
kira2 kebiasaan perempuan apa z, darling?
memperbaiki penampilanx???
tp khusus bwt km dah ok koq
Posting Komentar