65
Rapat di atas loteng tempat jemuran pakaian itu berlangsung seru. Selama dua jam akhirnya kami berhasil menyususn strategi. Mulai besok, kami berempat berpencar menyortir nama-nama di papan pengumuman, mading, atau papan apapun di seluruh fakultas di universitas kami berempat.
"Pokoknya yang ada Roro-nya."
"Juga rara, sebab dalam bahasa Jawa, Roro ditulis Rara."
"Aksara Jawa."
"Apalah..." timpal Si Tengah.
"Otakmu cerdas juga...belajar sama Temi ya?"
"Ngak. Temi ga bisa ngajarin soal itu," tukas Si Tengah lagi.
"Oh...kalau soal frenckiss, dia bisa ya?"
"Kita ngak bahas soal itu, bego," Si Tengah berani menyerang Si Sulung.
"Marah artinya betulllllllllllllllllll."
"Terserahmulah!" akhirnya Si Tengah nyerah.
Olok-olokan terus bergulir, meski kadang jengkel, kami berempat patungan juga buat beli bir bali hai dan kacang dua kelinci yang bungkus gede itu. Bicara sambil minum dan ngunyah sesuatu rupanya lebih hangat dan terus terang saja, melancarkan nalar yang kusut.
Memandangi kaleng bir yang diremas lepes oleh Si Bungsu dan kulit kacang ini membuat kami teringat pada salah satu adegan film Hollywood. Adegannya begini:
2 komentar:
diskusi yang menarik...saling mencela tp kelihatan klo sm2 sling syng...
sayang klo lg di rantau...lo gmn?
Posting Komentar