Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

Bukti-bukti Foto Angie Gunakan BlackBerry Tahun 2009

  • Minggu, 19 Februari 2012
  • A. Moses Levitt
  • Label , , , , ,


  • Bantahan Angelina Sondakh bahwa ia baru menggunakan BlackBerry akhir tahun 2010 dipertanyakan tidak hanya oleh Nazaruddin dan kuasa hukumnya, tetapi juga khalayak. Dalam foto-foto yang merekam aktivitas Angie selama ini, ia terekam sudah menggunakan BlackBerry lebih lama dari pengakuannya.

    Foto yang menunjukkan Angie menggunakan BB yang dilansir Detik malah menjadi bukti di pengadilan yang dibawa Nazaruddin saat sidang berlangsung di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (15/2/2012). Angie tak menyangkal dirinya di foto tersebut, tetapi ia tetap bersikukuh belum menggunakan BlackBerry.

    Foto tersebut diambil fotografer Detik tanggal 2 Juli 2009 saat menemui Angie di ruang kerjanya di gedung DPR. Di atas meja di depannya terdapat dua ponsel. Masing-masing sebuah ponsel warna putih yang dibalut casing warna biru. Sementara ponsel lainnya berwarna hitam dalam kantong warna hitam yang khas digunakan BlackBerry.

    Dalam foto sejenis dengan setting yang sama yang dilansir situs Kapanlagi, Angie tengah memegang kedua ponsel tersebut. Jelas terlihat jenis ponsel yang dipegangnya.

    Tidak hanya itu, pada foto yang diambil fotografer Tribun pada 30 September 2009 saat geladi bersih pelantikan 520 anggota DPR periode 2009-2014, Angie juga kembali terlihat memegang BlackBerry. Saat itu, Angie memperlihatkan layar BlackBerry kepada suaminya Adjie Massaid dan Anas Urbaningrum yang duduk di belakangnya.

    Fotografer Tribun yang merekamnya, Abbas Sandji, yakin bahwa Angie menggunakan BlackBerry Bold 9000. Hal tersebut sesuai ciri-ciri fisiknya yang berwarna hitam dibalut logam berwarna perak dan dilengkapi kamera di bagian belakang.

    Fakta-fakta di sejumlah dokumentasi tersebut bertolak belakang dengan kesaksian Angie di pengadilan. Angelina mengaku tidak tahu-menahu mengenai percakapan dengan Mindo Rosalina Manulang di BBM yang terjadi pada pertengahan tahun 2010 tersebut karena mengaku baru mempunyai BlackBerry pada akhir 2010.

    Padahal, percakapan dalam BlackBerry Messenger antara Angelina dan Mindo Rosalina Manulang menjadi bukti penting dalam kasus ini. Dalam perbincangan BBM kedua wanita itu tercetus beragam istilah, seperti "apel malang", "apel washington", "semangka", dan "pelumas". Istilah-istilah itu menunjukkan adanya permintaan uang dari Angelina ke Rosa. Selain itu, BBM keduanya juga mengungkap istilah "ketua besar" yang menurut Rosa berarti Anas Urbaningrum atau Mirwan Amir.

    Seusai sidang, pihak Nazaruddin menuding Angie telah berbohong. Bahkan, Nazaruddin berniat melaporkan Angie ke kepolisian karena dinilai melakukan kebohongan di pengadilan.

    **Kasihan. Saya kasihan pada Angelina karena dia dirundung banyak musibah dua tahun terakhir ini. Mengerikan memang, namun jika benar Angie salah satu orang yang ikut menikmati uang haram itu, maka bagaimana pun rasa kasihan begitu besar padanya, tetap saja, hukum mesti ditegakkan. Bohong adalah tindakan yang sering dilakukan oleh koruptor-koruptor Indonesia, guna melarikan diri dari jerat hukum dan mengurangi masa tahunan. Jika bersalah sebaiknya Angie segera mengaku, demi mempersingkat tahun-tahun penuh kesulitan yang harus dihadapinya. Kasihan memang**

    Pembunuhan Bos Sanex Ketahuan Setelah Pelaku Serahkan Diri

    Kasus pembunuhan Tan Harry Tantono (45), mantan Direktur Utama Sanex Steel Indonesia yang sekarang bernama Power Steel Mandiri, baru terungkap setelah tiga orang pelaku menyerahkan diri pada Jumat (27/01/2012) dini hari ke Polda Metro Jaya. Tiga pelaku ini mengaku telah membunuh seseorang pada Kamis (26/1/2012) pukul 21.00 di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

    "Iya, awalnya kami tahu setelah tiga pelaku datang ke sini (Polda Metro Jaya) tadi pukul 01.00. Mereka bilang habis bunuh orang pukul 21.00 di hotel," ujar Kepala Subdit Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmy Santika, Jumat siang, di Mapolda Metro Jaya.

    Dikatakannya, pihak hotel pun tidak tahu adanya kasus ini sampai aparat kepolisian mendatangi lokasi kejadian. Setelah itu, aparat kepolisian langsung mengecek kebenaran laporan itu. Ternyata benar saja, di kamar 2701 hotel itu ditemukan sesosok mayat pria dalam kondisi yang mengenaskan yakni luka tusuk di bagian leher dan perut.

    Diketahui kemudian pria itu bernama Tan Harry Tantono (45), seorang pimpinan PT Sanex Steel Indonesia yang kini berubah nama menjadi Power Steel Mandiri. Ketiga pelaku yakni C (30), A (28), dan T (23) yang seluruhnya adalah warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat ini masih menjalani pemeriksaan. Polisi juga kini berusaha menemukan senjata tajam berupa pisau yang digunakan pelaku menghabisi nyawa Harry.

    "Besar kemungkinan ada pelaku lainnya. Semuanya mungkin saja karena masih baru diperiksa. Senjata tajam yang dipakai juga dikatakan pelaku dibuang di suatu tempat sekarang masih diupayakan untuk mencarinya," tandas Helmy.

    **Dari apa yang dikatakan Pak Helmy Santika, saya kira kita bisa memperhatikan betapa para pelaku ini begitu tenang, tidak takut pada tindak kriminal yang telah mereka lakukan, dan oleh karena itu dengan gampang menyerahkan diri. Dapat dilihat bahwa tindak kriminal menjadi hal yang dengan mudah dilakukan kemudian menyerahkan diri dan semuanya beres? Ngeri!**

    Ada 5 Orang yang Masuk Kamar Bos Sanex Sebelum Pembunuhan

    Pelaku pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono (45), diduga berjumlah lima orang. Tiga di antaranya sudah menyerahkan diri ke aparat kepolisian pada Jumat (27/1/2012) dini hari tadi ke Polda Metro Jaya.

    Kepala Unit 1 Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Komisaris Budi Hermanto, mengatakan aparat kepolisian sudah menyita rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) dari pengelola hotel. Di dalam rekaman itu, ada lima orang yang masuk ke dalam kamar 2701 Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat sesaat sebelum pembunuhan terjadi.

    "Rekaman CCTV sudah kami ambil. Di situ memperlihatkan orang-orang yang masuk ke dalam kamar korban. Ada lima orang yang masuk," ungkap Budi, Jumat (27/1/2012), di Mapolda Metro Jaya.

    Lima orang itu, kata Budi, masuk bersama-sama. "Di kamera CCTV, dari lima orang itu tiga orang di antaranya adalah pelaku yang menyerahkan diri itu," kata Budi.

    Tiga pelaku yang menyerahkan diri itu adalah C (30), A (28), dan T (23). Mereka menyerahkan diri pada Jumat (27/1/2012) dini hari pukul 01.00 di Mapolda Metro Jaya. Polisi baru mengetahui adanya pembunuhan ini setelah para pelaku datang.

    Saat diperiksa ke lokasi kejadian, ternyata benar ada sosok pria tewas di sebuah sofa kamar 2701 Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Berdasarkan pengakuan para pelaku itu, pembunuhan dilakukan pada Kamis (26/1/2012) malam pukul 21.00.

    Para pelaku yang berprofesi sebagai penagih hutang (debt collector) ini mendatangi kamar korban karena dijanjikan akan dilunasi upah penugasan. Namun, upah tidak juga dibayar. Para pelaku justru mendapat cacian dari korban. Akhirnya, salah satu pelaku mengeluarkan sebilah pisau dan menusuk korban. Korban ditusuk berkali-kali oleh beberapa pelaku di bagian perut, perut dekat pinggang, dan leher.

    **Dari pengakuan pelaku, kita tahu bahwa tindak kriminal ini dilakukan atas dorongan kekesalan dan perasaan ditipu karena korban tidak memenuhi kewajibannya atas para pelaku. Nah, apakah tugas yang pernah dikerjakan oleh para pelaku yang disorder korban itu? Menariknya, orang-orang bisa masuk ke hotel ini dengan membawa senjata tajam. Harusnya ada metal detector di setiap pintu masuk hotel guna melindungi para penghuni di dalamnya. Menarik juga bahwa pengakuan pelaku berlangsung pada pukul 1 subuh. Apa yang melatarbelakangi mereka begitu subuh mengaku?**

    16 Orang Bergerombol Masuk Sebelum Bos Sanex Tewas Ditusuk

    Penyidikan terhadap kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung (45), mantan bos PT Sanex Steel Indonesia, masih terus dilakukan. Sejumlah barang bukti juga sudah disita aparat kepolisian termasuk rekaman closed circuit television (CCTV) di dalam gedung Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Di dalam rekaman kamera CCTV itu, polisi mengetahui ada segerombolan orang yang berjalan mengarah ke kamar 2701, tempat Ayung dibunuh.

    "Di dalam rekaman itu kami hitung ada 16 orang yang berjalan menuju kamar korban," ungkap Kepala Subdit Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Helmy Santika, Selasa (31/1/2012) di Mapolda Metro Jaya.

    Namun, lanjutnya, polisi masih belum bisa memastikan dari 16 orang itu apakah seluruhnya masuk ke dalam kamar. Pasalnya, kamera CCTV hanya merekam aktivitas saat gerombolan ini masuk lift hingga keluar lift menuju lorong kamar hotel. "Tetapi, yang pasti dari 16 orang itu sebanyak tiga orang di antaranya adalah tersangka yang menyerahkan diri," kata Helmy.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pengusaha peleburan besi PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono (45), ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah sofa kamar Hotel Swiss-belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Kamis (26/1/2012) malam. Informasi ini baru diketahui polisi setelah tiga orang pelaku, yakni C (30), A (28), dan T (23), mengaku membunuh Harry dan menyerahkan diri tak lama setelah pembunuhan terjadi.

    Harry tewas ditusuk berkali-kali oleh para pelaku di bagian perut, pinggang, dan leher. Berdasarkan pengakuan tiga tersangka, pembunuhan terhadap Harry dilakukan karena Harry berjanji akan membayarkan upah Rp 600 juta atas jasa penagihan utang (debt collector) yang dilakukan ketiganya. Namun, sesampainya di kamar hotel, ternyata uang itu tidak juga didapat. Akhirnya, salah satu pelaku mengeluarkan pisau, kemudian menusuk pelaku yang diikuti pelaku lainnya.

    **Terima kasih kepada teknologi dan pencipta CCTV, karena dengan alat ini tugas polisi bisa dipermudah dalam mencari bukti untuk sebuah dugaan tindak kejahatan. Meski begitu, sangat menarik bahwa 16 orang ikut terlibat, jika benar. Untuk apa orang sebanyak itu? Dan jika hanya beberapa orang yang mengaku membunuh, kenapa Jon Key ditembak? Apakah polisi sudah mengantongi bukti kuat keterlibatan Jon Key? Polisi harus transparan disini**

    DN dan KP Berperan Aniaya Bos Sanex

    Subdit Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kembali menahan dua tersangka dalam kasus pembunuhan mantan Direktur Utama PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung (45) di Swiss-Belhotel Sawah Besar, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Sehingga, total tersangka yang kini meringkuk di tahanan Polda Metro Jaya terkait kasus ini berjumlah lima orang.

    "Kami sudah amankan lagi dua tersangka. Dua tersangka itu yakni DN dan KP, keduanya termasuk bagian dari kelompok pelaku yang tiga orang sebelumnya," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Jumat (3/2/2012), di Mapolda Metro Jaya.

    Kedua tersangka, kata Rikwanto, ditahan setelah mereka menjalani pemeriksaan di Subdit Umum Polda Metro Jaya, Kamis (2/2/2012). "Kami panggil dan mereka diperiksa ternyata terbukti dia melakukan tindak pidana bersama-sama tersangka sebelumnya jadi langsung ditahan dan menjadi tersangka kemarin sore," ucap Rikwanto.

    DN dan KP ini berperan dalam melakukan penganiayaan terhadap Harry sebelum rekan lainnya menusuk Tan Harry berkali-kali hingga tewas. "Pengakuan sementara dia terlibat dalam pemukulan. Sekarang yang bersangkutan masih diperiksa dan dalam pengembangan," kata Rikwanto.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pengusaha peleburan besi PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono (45), ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah sofa kamar Swiss-bel Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (26/1/2012) malam. Informasi ini baru diketahui polisi setelah tiga orang pelaku, yakni C (30), A (28), dan T (23) mengaku membunuh Harry dan menyerahkan diri tak lama setelah pembunuhan terjadi.

    Harry tewas ditusuk berkali-kali oleh para pelaku di bagian perut, pinggang, dan leher. Berdasarkan pengakuan tiga tersangka, pembunuhan terhadap Harry dilakukan karena Harry berjanji akan membayarkan upah Rp 600 juta atas jasa penagihan utang (debt collector) yang dilakukan ketiganya. Namun, sesampainya di kamar hotel, ternyata uang itu tidak juga di dapat. Akhirnya, salah satu pelaku mengeluarkan pisau kemudian menusuk pelaku yang diikuti pelaku lainnya.

    Related Posts with Thumbnails

    La Musica