Indonesia Police Watch mencatat, selama 2011 ada 48 kantor, 12 mobil, dan lima rumah dinas kepolisian yang dirusak atau dibakar masyarakat.
Jika polisi terus-menerus arogan dan mengutamakan represif, masyarakat bukannya takut, justru makin nekat melawan polisi.
-- Neta S Pane
Fakta tersebut menunjukkan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo harus terus-menerus mengingatkan anak buahnya untuk tidak arogan, tetapi konsisten menjalankan tugas sebagai polisi sipil yang profesional dan proporsional.
Hal itu dinyatakan Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya yang dikirim via surat elektronik, Selasa (3/1/2012) pagi. ”Jika polisi terus-menerus arogan dan mengutamakan represif, masyarakat bukannya takut, justru makin nekat melawan polisi,” katanya.
Data fasilitas kepolisian yang mencapai 65 bangunan/unit yang dihancurkan masyarakat menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2010. Pada tahun itu, ada 20 kantor kepolisian yang dirusak masyarakat.
Menurut Pane, peningkatan ini tentu menjadi keprihatinan dan bisa membuat wibawa Polri kian hancur. Padahal, semua pihak sangat berharap aksi anarki massa terhadap kantor polisi berkurang di tahun 2011.
”IPW berharap pada 2012 Kepala Polri dapat membenahi institusinya dalam segala bidang. Hal ini diperlukan agar ’permusuhan’ antara rakyat dan polisi dapat dihentikan agar kantor polisi tidak lagi menjadi sasaran kemarahan rakyat,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar