Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

Geng Motor Pantau Warakas Selama 3 Malam

Iring-iringan ratusan orang dengan menggunakan sepeda motor diketahui sempat melewati Jl. Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, selama tiga malam berturut-turut.

Meski tak jelas apa yang dicari, tiga orang warga turut menjadi korban akibat kebrutalan geng motor yang beberapa hari belakangan membuat onar di Jakarta.

Miftahul (32), salah seorang penjual pecel lele yang sehari-hari berjualan di jalan tersebut mengungkapkan, tiga hari belakangan, warga sekitar dihantui keresahan akibat iring-iringan geng motor yang berpakaian serba hitam serta membawa berbagai senjata tajam tersebut.

"Sudah tiga hari ini mereka lewat, hari pertama jam 03.30 WIB, hari ke dua jam 02.00 WIB, nah semalam juga jam 02.00 WIB, tapi yang paling banyak ya yang semalam ini," ujarnya kepada Kompas.com di lapak jualannya, Jumat (13/4/2012).

Ratusan orang yang terlihat menggunakan motor besar sejenis Tiger dan memakai helm full face tersebut berjalan beriringan dengan kecepatan rendah. Warga yang melintas pun dibentak untuk segera masuk ke rumahnya masing-masing.

"Mereka tengak-tengok kayak mau cari orang gitu. Itu ada yang di deket Warakas 21 orang dipukulin karena enggak mau masuk," lanjutnya.

Menurut pantauannya, hampir seluruh pengendara motor membawa berbagai jenis senjata mulai dari balok kayu, samurai hingga parang.

Sementara dua mobil berjalan mengikuti iring-iringan motor tersebut dari belakang.

"Ada dua mobil dibelakang, kayaknya dia ketuanya, pake slayer warna putih. Satu mobil jip zaman dulu. Satu lagi sedan warna abu-abu. Saya enggak sempat lihat plat nomornya. Orang dalam hati saya berdoa aja. Tapi kepalanya sempat keluar, nunjuk, 'ke Tanah Abang ya'," ujarnya mencontohkan pembicaraan pengemudi jip tersebut.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 200 orang pria bersepeda motor melakukan aksi pembantaian di delapan lokasi berbeda pada Jumat dini hari.

Gerombolan bermotor itu datang dari arah Kemayoran ke Jalan RE Martadinata Permai dan melintas Jalan Bugis, Gorontalo, Tanjung Priok, lalu ke Jalan Warakas Raya.

Diketahui, 3 orang warga menjadi korban kebrutalan geng tersebut. Beruntung ketiganya selamat.

Berikut nama ketiga korban kekerasan di wilayah Warakas, Jakarta Utara:

1. Nachrowi (17), warga Koja, Jakarta Utara. Korban mengalami luka tusuk di rusuk kanan dan kiri setelah diserang di depan Pasar Warakas, Jakarta Utara, pada pukul 01.45. Korban dirawat di RS Koja.

2. Ramdani (20), warga Pademangan, Jakarta Utara. Korban mengalami luka sobek di kepala dan tangan kiri setelah diserang di depan toko bingkai di Jalan Warakas Raya, Jakarta Utara. Ramdani saat ini masih menjalani perawatan di RS Suka Mulya.

3. Tohirman bin Widodo (25), warga Kampung Muara Bahari, Jakarta Utara. Korban mengalami luka lebam pada mata kiri, serta luka sobek di bagian dagu dan bibir, sehingga mendapat 18 jahitan. Tohirman sebelumnya diserang geng bermotor pada pukul 02.00 di belakang pos Volker. Dia kini dirawat di RS Sukamulya.

**Pelaku bukan geng motor sembarangan. Mereka berani konvoi dan membentak warga, dan membawa balok kayu dan senjata tajam. Dari kendaraan, Tiger, Jeep, dan Sedan, mereka tentu saja bukan geng motor remaja. Mereka terorganisir. Mereka sedang menjalankan aksi yang diusahakan “berdampak” luas, bukan hanya aksi balas-balasan atau sok jagoan geng motor kebanyakan. Korban dipilih secara acak kemungkinan hanya menggertak dan membuat resah Jakarta. Dari sejumlah informasi, polisi tentu bisa “mengempitkan” fokus pencarian. Misalnya mendata kendaraan Tiger, Jeep dan Sedan di daerah Tanjung Priok bahkan seluruh Jakarta. Kemudian sortir menurut pekerjaan, misalnya dokter atau dosen yah tidak mungkin berkeliaran subuh-subuh. Bisa juga ditanyakan pada tetangga mereka, apakah melihat sesuatu pada hari-hari tersebut, kira-kira kapan pergi kapan pulang atau tidak pulang sama sekali. Kalau dalam sebulan tidak bisa ketemu pelaku, berarti ada “sesuatu” dan pelakunya kemungkinan bukan orang “sembarangan”**

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

La Musica