Jenazah Anggi Darmawan (22), korban kebrutalan geng motor, masih disemayamkan di ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Ade Suhendi, salah seorang keluarga almarhum membantah anggapan bahwa Anggi merupakan bagian dari geng motor.
"Setahu saya dia enggak pernah ikut-ikutan geng motor, jadi joki atau semacamnya," ujar Sepupu Anggi, Ade Suhendi ketika ditemui wartawan di ruang jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2012).
Meski membantah sepupunya tersebut terlibat dalam aktivitas geng motor, Ade tak menampik Anggi yang hanya tamatan kelas 2 STM tersebut menyukai hal-hal yang berbau otomotif.
Oleh sebab itu ia kerap nongkrong di sebuah bengkel di kawasan Pramuka, Jakarta Pusat.
"Tapi memang dia suka nongkrong di bengkel," lanjut Ade.
Ia pun berharap pelaku aksi kekerasan yang menimpa sepupunya tersebut dapat segera diringkus oleh polisi dan mendapat hukuman yang setimpal.
"Kalau semoga yang bunuh secepatnya ditemukan," katanya.
Anggi Darmawan adalah korban kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang menggunakan motor di Jl. Pemuda, Jakarta Pusat. Saat itu, ia bersama temannya, Nendi Haryanto (22) hendak pulang ke rumahnya.
Tiba-tiba belasan orang berpakaian serba hitam dengan beringas memukul kedua orang tersebut hingga babak belur.
Beberapa saat kemudian polisi pun datang dan membawa kedua korban ke Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih untuk mendapatkan perawatan.
Menurut Humas rumah sakit Endang Solehudin, kedua korban mengalami luka pada bagian kepala.
Anggi Darmawan dikatakan Endang memiliki luka paling parah dengan pendarahan hebat pada bagian kepala, Anggi pun menghembuskan nafas terakhirnya tadi pagi pukul 10.45 WIB.
"Kalau pasien atas nama Nendi Haryanto luka di bagian kepala terkena benda tumpul di pelipis kanan, kalau luka benda tajam sih nggak ada," ujar Ade.
**kenapa pelaku menyerang seorang perempuan? Bukan saja memukul, tapi sampai memukul yang menyebabkan “kerusakan” pada anggota tubuhnya. Secara psikologi dapat dikatakan pelaku “sedang marah dan melampiaskan kemarahannya”. Ada semacam sentiment kelompok atau pribadi? Kalau hanya bermotif mengambil barang-barang berharga, pelaku tidak perlu menghajar korban separah itu**
0 komentar:
Posting Komentar