18
Kakek-kakek kami yang bertato.
Mereka adalah contoh para leluhur yang kami baca di buku-buku pemacu motivasi. Buku yang berisi pengalaman nyata lengkap dengan kalimat-kalimat nasihat yang berbau magi. Kami idam-idamkan menjadi seperti Kakek-kakek kami. Mereka bekerja keras, tentu dengan jalan halal demi membangun kerajaan kecil yang di bawah atapnya berlindung banyak jiwa. Laksana rumah batu kuno dengan fondasi kokoh yang bertahan selama 500 tahun (menurut mithe, fondasi kokoh biasanya dibangun di atas tumpukan kepala bayi), dinikmati oleh anak cucu, bisnis yang didukung dan bekerja sama dengan petani, nelayan, dan para pekerja kerajinan kreatif. Meski dari tempat kami berasal, kerajinan kreatif dianggap manan anak-anak. Sesuatu yang jauh dari apresiasi, juga pikiran maju masyarakat.
Omong kosong bila mereka bilang mereka cinta seni. Lha, kami lihat di rumah-rumah mereka dipenuhi barang plastik dan logas sekali pakai. Instan. Barang-barang itu mereka beli di pabrik-pabrik yang memuang limbah beracun, pembunuh ekosistem air, yang berefek banyak pada manusia: kelainan genetik. Padahal karya kreatif di rumah-rumah atau sanggar-sanggar lebih bagus dan ramah lingkungan.
"Omong kosong kalau mereka itu mengecam keras intervensi negara-negara kapitalis atas pasar mereka."
"Betul itu."
"Toh, mereka terus saja memamerkan barang-barang yang bisa dibeliyang bermerek luar negri. Yang dimasukkan ke pasar mereka dengan selundup. yang mungkin bekas pakai..."
"Seperti kondom?"
"Yang instan dan mempasifkan manusia."
Sehingga manusia tak dapat melihat kerja dan kretifitas di balik benda itu, hanya sampai pada batas mengagumi kecanggihannya yang membuat generasi baru mampet otaknya. Anak-anak jadi asosial dan konsumtif terhadap alam tanpa tahu apa yang mereka pakai dan mereka buang turut menggerogoti alam sampai tak bisa dihuni dengan damai lagi.
Kami sama sekali tidak sependapat dengan orang-orang bahwa generasi tua: generasi dewasa adalah perusak alm dan mewariskannya pada anak cucu yang tidak berdosa.
"Bukankah generasi dewasa itu berasal dari generasi muda?"
"Generasi muda berasal dari generasa anak-anak?"
"Generasi anak-anak adalah mereka yang disebut anak cucu, bukan?"
Kemana perginya mereka yang merasa warisan mereka telah dirusak oleh kakek nenek dari kedua orang tua mereka? Apakah mereka membalas dendam dengan menghancurkan lagi warisan itu, kemudian menelantarkannya?
"Mereka itu tukang ngomong, tukang bual."
"Menyedihkan?"
"Harusnya."
0 komentar:
Posting Komentar