20
Tiap hari selalu ada jeda dimana pikiran kami tertuju kepada Roro. Paling tidak sehari dua kali meski beberapa wanita cantik berpenampilan sederhana cukup menggoda, kami lihat atau memang duduk di dekat kami. Misalnya hari ini. Temi yang asal Gorontalo itu nongkrong dengan Si Bungsu dan diam-diam menaruh perhatian padanya.
"Mungkin Temi jatuh cinta padamu."
Tapi dia menjawab dengan cuek. "Temi itu suka laki-laki yang cerdas dan sering bolos kuliah untuk menemaninya di kantin atau di taman."
Jadi menurutnya, Temi pasti memilik laki-laki lain yang kebiasaannya sering bolos kuliah dan jalan-jalan ke mall untuk nonton film nomad atau nomat? Kami bertiga mengangguk. Benar juga dia. Temi itu wanita cantik berbody bagus.
"Tapi sifatnya agak aneh." kata Si Sulung.
Jelaslah Si Sulung mewakili suara hati kami. Kami benar-benar tak ingin menemukan Roro dalam keadaan seperti itu.
Sementara itu, di dalam sebuah kendaraan umum, tubuh kami terasa gerah. Beberapa perempuan muda berbicara keras-kerasa sambil marah-marah di Hand-phone. Semakin jengkel kami pada Hand-phone dan gerah. Seandainya kendaraan umum ini pakai Air-conditioner katanya, "Ga ramah lingkungan lu."
0 komentar:
Posting Komentar