Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

IX. Sallugrun Manelais

  • Minggu, 11 Oktober 2009
  • A. Moses Levitt
  • Ordys rexare terdiri dari 24 klan, yang dulunya memiliki masing-masing desa kecil. Desa-desa itu sekarang, setelah melewati beberapa kepemimpinan Sallugrun, telah berubah menjadi kota-kota yang besar dan berpengaruh. Tiga di antaranya yang sering diperbincangkan adalah: Baleium, Ambalatt, dan Illyrium. Tiga kota besar ini lumayan strategis karena letaknya berjauhan dan tidak saling bermusuhan . Mesi begitu, kesombongan selalu menjadi cikal bakal perseteruan di antara para pendukungnya. Orang-orang Humrikessia mendukung Illyrium sebab banyak leluhur klan mereka, turut membangun kota di pinggir Dataran itu. dan banyak pula, jika ditanya, perempuan-perempuan Humrikessia mengaku mempunyai sepupu dari pihak ibu mereka yang adalah orang Illyrium. Tapi tidak banyak kisah soal kota yang dulu pernah menjadi kemah sementara pasukan pengacau keamanan dari Utara itu, keluar dari mulut kerut merut Talles. hari-hari ini, si tukang cerita itu bagai orang pikun. Dia berjalan kesana kemari sepanjang jalan kereta kuda dan berbisik pada ruang kosong di depannya, "Pewaris yang lemah."
    Tiga hari berlalu sejak pengumuman Sallugrun sakit keras. Spekulasi menyebar di bar-bar dan teras-teras rumah penduduk Humrikessia. Para wanita pun memperbincangkannya dengan leluasa di pinggir sungat, saat mencuci. Di antara mereka ada seorang yang paling cantik dan menjadi kembang di situ. Namanya Anastasya. Janda beranak dua. Suaminya seorang pedagang yang mati diterkam binatang buas di tengah perjalanan menuju kota pelabuhan Ambalatt; setidaknya begitu cerita para pedagang lain yang membawakan berita mengerikan itu untuk si janda yang berduka.
    "Binatang apa?" Teodos, kakak laki-laki si janda bertanya pada para pedagang yang kelihatan sangat ketakutan dan lelah. Tak ada yang tahu. "Kalian tidak benar-benar melihatnya?" Mereka hanya mendengar teriakan lalu si korban menghilang ke dalam hutan. "Kemungkinan dia masih hidup dan kalian lari ketakutan seperti bocah?" Dia berusaha memberi harapan pada adik perempuannya. Mereka berpikir, hutan Ur-Adamah yang mahaluas itu penuh kekuatan gaib dan sesuatu yang secepat itu datang dan pergi tentu tidak mudah dipukul dengan panci atau gagang pisau lipat. "Pengecut." Tapi siapa yang mau memberikan nyawanua cuma-cuma pada binatang buas itu?
    Kejadian di hari para pedagang membawa beria tragis itu telah tinggal kenangan. Hari ini genap 6 tahun kematian suaminya. Anastasya terkenang bagaimana dulu, sebelum tidur, mereka berdua merencanakan membuat sebuah rumah musim gugur di belakang rumah induk, mengunjungi sanak saudara di Illyrium dan Addres, dimana seorang sepupu yang kaya tinggal bersama kuda-kuda terbaiknya, tanpa anak dan tambun. Sekarang rencana itu punah. Anastasya kembali mendengar gosip di antara para wanita Humrikessia di sekelilingnya ini.
    "Suamiku bertaruh dengan ayahku; Sallugrun tidak benar-benar sakit keras."
    "Apa maksudmu? Kalian sekeluarga menyumpahi Zubaal?"
    "Kau benar-benar tolol. Tahumu cuma melahirkan anak untuk suamimu. Dengar, Carolina benar. Saudara laki-lakiku mengatakan bahwa sudah tiga bulan, sejak Sallugrun keluar terakhir kali dari balik tembok komplek Rumah Batu. Dia biasanya melakukan kunjungan rutin selama musim semi dan panas tapi kali ini... apakah itu tidak aneh, bagimu?"
    Seorang gadis, belum bersuami, tentu saja, menambahkan dengan takut-takut, "Aku kira tidak terlalu baik kita membicarakan ini di sini. maksudku... di sekitar sini." Mata mereka semua berputar berkeliling. Sudah menjadi kebiasaan , para Prajurit Perdamaian melakukan kontrol rutin pada musim semi, di pingir hutan, dan ujung hutan itu juga tidak jauh dari tempat mereka berkumpul.
    "Kita akan tahu kalau mereka memberi minum kuda-kudanya."
    "Dan apakah mereka semua sudah beristri?"
    Ketegangan berubah tawa geli. Khas para gadis dan wanita yang masih menyimpan hasrat untuk dimanja percintaan. Carolina yang tolol menutup gosip itu dengan, "Mereka kan penjaga kedamaian... kita tidak boleh menggoda mereka."
    "Kami tak bermaksud menggoda, Carolina Honey."
    Mereka tertawa mengejek Carolina yang dengan heran memandangi satu persatu wajah perempuan Humrikessia itu. Dia sadar bahwa seorang janda tidak tertawa. hanya tersenyum kecil. Carolina teringat pesan ibunya sebelum meninggal sewaktu melahirkan si bungsu. "Perempuan yang menggoda suami orang lain adalah iblis. begitu pula seorang istri yang tergila-gila pada laki-laki lain yang lebih muda atau tua daripada suaminya. Hubungan seperti itu akan mendatangkan musibah. Sebagian besar perang di Ellezmaior dahulu kala disebabkan olehnya. Jadlah gadis ibu yang baik dan kadang-kadang kesetiaan kita merupakan anugrah buat kita para perempuan." carolina tersenyum pada air sungai yang mengalir, menggelitik, membilas kakinya yang mungil. Aku lebih baik dari semua perempuan Humrikessia, Ibu, batinnya sambil mengenang wajah sang ibu.
    Sewaktu para perempuan Humrikessia pulang dari sungai dengan cucian mereka, sangkakala berbunyi. sambil berjalan dengan tenang, mereka memasang telinga. Angin membawa suara sang kepala rumah tangga ke teras-teras rumah penduduk desa di sekitar situ. Beritanya adalah: "Doa-doa penduduk Ordys Rexare telah didengar Elloc yang mahabesar. Terpujilah namanya. Sallugrun terkasih telah sembuh. Dan masa berdoa dinyatakan berhenti sejak saat pengumuman ini dimaklumkan."

    0 komentar:

    Related Posts with Thumbnails

    La Musica