Berdiri Telanjang Di Jendela

*sabtu pagi libur kuliah. saya biasa bangun jam 9 dan berdiri di depan jendela dalam keadaan telanjang. selalu merasa tak malu. ishtya yang sudah bangun dan duduk di meja, tertawa*

kena panas matahari, ruang ini bukan oval lagi
sudut-sudut tiba-tiba kendur dan membengkak
jendela ini kutuju mainkan belati di pipih-pipih hati

tidak sesakit makin ingin kali yang ketiga...merh oh merh
kulihat benda itu putih bersih berpantulan kaca
aku menatapnya benar-benar punyaku mereka,

si rambut panjang dan si rambut pendek si kriting dan si kurus si putih dan si hitam
berteriak-teriak lihat ituku lihat kelaminku
tertawa tawar hambar repek krepek pek terepek mepek sambil tunjuk tunjuk telunjuk kemari dari bawah ke atas
orang gila?

aneh mereka, kelaminku laki-laki atau pria atau jejaka atau kelaminnya tak tahu kemaluanku?
siapa yang malu karena ku laki-laki atau bujangan
kusentuh lagi di dasar cermin pantulkan seluruhku melekat dan bergayut di pusaraku yang tertawakan?
yang putih bersih suci dan indah tubuhku berdiri saja tenang meresap nikmati sentuhan mentari mereka tak henti-hentinya tertawa decat decit gadis\bukan gadis lagi/bodoh dan jejaka/bukan perjaka lagi/goblok andailah mereka tekan berahi andailah mereka menipu diri