sudah sering kulihat kau duduk di bangku ruang tunggu ini. belum menyapa tak mengapa.
lalu sesuatu pecah sebelum senyum meluncur ke bibir penuh. bukan siapa-siapa.
hanya menggugur pikiran muncul mengatakan yang tak tersangkalkan. emosi dan pekik hahaik....!!!
aku Ramon sedangkan kamu Virginia.
lalu sesuatu pecah sebelum senyum meluncur ke bibir penuh. bukan siapa-siapa.
hanya menggugur pikiran muncul mengatakan yang tak tersangkalkan. emosi dan pekik hahaik....!!!
aku Ramon sedangkan kamu Virginia.
V: .........
R: ........
V: ah, berubah-ubah mentari di kangkangi waktu. berubah-ubah hati di kangkangi nafsu.
R: bisa ya dan menanti kapan. barangkali kau lupa bahwa kau bicara padaku di bangku ruang tunggu ini.
V: mari duduk. mari. kalau mau dekat di pahaku dan pusarku. kau pasti ngeri.
R: ........
V: ........... ngeri........ngeri.
R: kalaupun di pahamu ada gairah jahat dan di pusarmu mengapung benci dan penghinaan juga penolakan. itu semua biasa di dunia ini.
V: duniamu juga.
R: dunia kita yang tidak lagi menunggu untuk membuat pemulihan. hanya hasrat-hasrat jahat.
V: tapi aku, pahaku dan pusarku tak mau memungut kejahatan itu, kau tahu?
R: hmmm.. karena itu untuk saat ini aku sangat mengagumi dan mencintai pahamu, pusarmu dan wajahmu.
V: duduklah di sisiku. bangku ini untukmu dan untukku. aku percaya itu.
R: akan--bila setibanya aku dari gairah, kau telah mengusung kesopanan dan etika. aku pasti akan duduk.
V: boleh ku kenal suaramu?
R: ah, aku sudah kenal kau dan apa-apamu.
R: ........
V: ah, berubah-ubah mentari di kangkangi waktu. berubah-ubah hati di kangkangi nafsu.
R: bisa ya dan menanti kapan. barangkali kau lupa bahwa kau bicara padaku di bangku ruang tunggu ini.
V: mari duduk. mari. kalau mau dekat di pahaku dan pusarku. kau pasti ngeri.
R: ........
V: ........... ngeri........ngeri.
R: kalaupun di pahamu ada gairah jahat dan di pusarmu mengapung benci dan penghinaan juga penolakan. itu semua biasa di dunia ini.
V: duniamu juga.
R: dunia kita yang tidak lagi menunggu untuk membuat pemulihan. hanya hasrat-hasrat jahat.
V: tapi aku, pahaku dan pusarku tak mau memungut kejahatan itu, kau tahu?
R: hmmm.. karena itu untuk saat ini aku sangat mengagumi dan mencintai pahamu, pusarmu dan wajahmu.
V: duduklah di sisiku. bangku ini untukmu dan untukku. aku percaya itu.
R: akan--bila setibanya aku dari gairah, kau telah mengusung kesopanan dan etika. aku pasti akan duduk.
V: boleh ku kenal suaramu?
R: ah, aku sudah kenal kau dan apa-apamu.
0 komentar:
Posting Komentar