*tanpa judul. sajak ini lupa saya beri judul. sebab saya sedang puyeng mencari ishtya yang hilang*
wanita berambut panjang dan bermata bulat itu bilang:
"biarkan dia mengalir apa adanya. jangan menyesal...sekarang lakukan yang kau tahu, itu isi hatimu"
tapi pada akhirnya aku jalan di bagian tepi danau ini dan dia masih duduk di bangku, menghadap ke air dengan berurai air mata. aku melintas:
"kau gadis manis sehari itu kah?"
dia mengusap air matanya. bibirnya merekah, senyumnya manis:
"kekasihku pergi. dia tidak mesti bersamaku walau kami saling mencintai sehari tapi kami tahu hidup ini indah karena kami saling mencinta. itu sudah cukup."
lalu kududuk di sampingnya.
tidak bersentuhan denganya. dan lalu meliriknya sambil tersipu malu.
maka segera kubilang:
"berhenti menangis, takdir mempertemukan kita di tepi danau ini."
segera kubuka topengku.
dia menangis lagi dan kamu berpelukan mesra sekali. dalam isakannya dia berujar:
"pasti kau merindukanku. jangan menahannya. biarkan dia mengalir apa adanya."
kuhapus air matanya, tidak lagi biru. kukecup bibirnya tidak lagi pahit maja.
kudekap tubuhnya...oh betapa hangat birahi.
0 komentar:
Posting Komentar