*terinspirasi dari 2 film. yang pertama "the dream" yang kedua "sophie school". perjuangan anak-anak muda di dunia politik sosial. oleh karena itu saya juga suka tidur telanjang. rasanya lebih nyaman. untuk diri sendiri tentu saja. setelah itu saya akan bangun dan menulis sajak*
hari ini tidak seperti mendung
duduk di puncak gunung dan bukitmu sayang. burung berkicau dan bertengger di atas rumput bukit-bukitmu. aku keluh.
rampung kerja rampung tenaga
pahatan pualam tak bisa kujawab. pahatan kertas tak bisa kukecap.
ironis?
bukit-bukit kepunyaanmu mengharumkanku. betapa tinggi dan rendah dudukku di kaki mati.
kalau ini hanya gambar bukit-bukitmu dan imajinasi ku yang gersang.
coret-coret saja semuanya. aku mau berdarah. mau terluka.
sebab itu cocok untuk memulai warna merah di depan selangkangan kerjaku nanti.
di situ kita bercinta dan tak mau menatap mendung dan mengoleksi jawaban.
kita hanya tahu bercinta, bercinta dan duduk mencoret-coret kertas dengan darah dari selangkangan masing-masing.
coret, lukai diriku. coret-coret lukai diriku terus menerus. sebab aku mau luka dulu sebelum sembuh dan kembali ke bukitmu. aku mau sakit dahulu sebelum bermesraan dengan bukitmu.
aku mau mati dulu sebelum bertemu dalam baka dengan bukit-bukitmu.
aku mau tahu dahulu sebelum kita menjadi satu karena bercinta.
aku mau tahu seluruh pengertiannya dahulu, sayangku!
:"alamak, tak bisa kugambarkan kegelisahanku.
kejengkelanku dan kemaluanku. semuanya membesar menggelembung bagai diisi angin timur yang tenang dan angin barat yang goncang itu."
mau marah: salah.
mau caci: dosa.
mau mengoreksi: telat.
mau menangis: banci.
mau makan: hambar.
:"beri aku air mendidih dan kupas kulitku sampai aku benar-benar putih."
hari ini tidak seperti mendung
duduk di puncak gunung dan bukitmu sayang. burung berkicau dan bertengger di atas rumput bukit-bukitmu. aku keluh.
rampung kerja rampung tenaga
pahatan pualam tak bisa kujawab. pahatan kertas tak bisa kukecap.
ironis?
bukit-bukit kepunyaanmu mengharumkanku. betapa tinggi dan rendah dudukku di kaki mati.
kalau ini hanya gambar bukit-bukitmu dan imajinasi ku yang gersang.
coret-coret saja semuanya. aku mau berdarah. mau terluka.
sebab itu cocok untuk memulai warna merah di depan selangkangan kerjaku nanti.
di situ kita bercinta dan tak mau menatap mendung dan mengoleksi jawaban.
kita hanya tahu bercinta, bercinta dan duduk mencoret-coret kertas dengan darah dari selangkangan masing-masing.
coret, lukai diriku. coret-coret lukai diriku terus menerus. sebab aku mau luka dulu sebelum sembuh dan kembali ke bukitmu. aku mau sakit dahulu sebelum bermesraan dengan bukitmu.
aku mau mati dulu sebelum bertemu dalam baka dengan bukit-bukitmu.
aku mau tahu dahulu sebelum kita menjadi satu karena bercinta.
aku mau tahu seluruh pengertiannya dahulu, sayangku!
:"alamak, tak bisa kugambarkan kegelisahanku.
kejengkelanku dan kemaluanku. semuanya membesar menggelembung bagai diisi angin timur yang tenang dan angin barat yang goncang itu."
mau marah: salah.
mau caci: dosa.
mau mengoreksi: telat.
mau menangis: banci.
mau makan: hambar.
:"beri aku air mendidih dan kupas kulitku sampai aku benar-benar putih."
0 komentar:
Posting Komentar