Cindy Sistyarani (27), presenter KompasTV senang bersepeda dan traveling. "Aku suka naik gunung dan menikmati pantai," kata Cindy dalam percakapan dengan Kompas, Rabu (18/1/2012) malam.
"Aku suka bersepeda pada saat car free day. Sayang ya, belum ada jalur khusus sepeda di Jakarta. Dan, car free day juga sudah bercampur dengan panggung promosi," kata sarjana ekonomi Universitas Airlangga angkatan 2002 ini.
Cindy menyukai gunung ketika ia mendapat kesempatan ke Gunung Kilimanjaro, Tanzania, tahun 2010 silam. "Aku berlatih di Gunung Salak sebelum ke Kilimanjaro. Begitu turun dari Kilimanjaro setinggi 4.700-an meter, aku mengalami dehidrasi dan kelelahan luar biasa. Tapi aku mendapatkan sensasinya dan semua kelelahan terbayar sudah," ceritanya.
Cindy mengaku kangen naik gunung. "Aku sudah mengajukan usul untuk ikut Ekspedisi Cincin Api, tapi belum juga mendapat kesempatan," harapnya.
Namun, untuk memenuhi rasa rindunya pada gunung, Cindy bergabung dengan komunitas pendaki gunung. "Alhasil, aku menikmati Gunung Krakatau dalam situasi pasir yang sangat panas. Aku juga menikmati snorkeling di sana. Beberapa hari sesudah itu, status Krakatau menjadi waspada," tuturnya.
Perempuan kelahiran Surabaya, 17 Januari 1985, itu mengatakan, pesona alam Indonesia sebenarnya sangat indah. "Tapi sayangnya, biaya ke Pulau Komodo dan ke Raja Ampat jauh lebih mahal dibandingkan jika kita berlibur ke Thailand," ungkapnya. Ke Pulau Komodo, biaya transportasi saja sudah habis Rp 5 juta, sedangkan ke Raja Ampat biaya transportasi mencapai Rp 15 juta.
"Kok orang Indonesia sepertinya dipersulit untuk bisa menikmati keindahan alam negeri sendiri ya?" tanya Cindy.
**Ada beberapa hal yang disorot disini. Pertama, generasi muda Indonesia, khususnya perempuan tidak identik dengan belanja, makan, dan nonton bioskop terus, tapi mempunyai hoby lain yang lebih melatih kemandirian, ketahanan tubuh, semakin dekat dengan alam, dan tidak hanya jadi manusia instan. Kedua, berwisata di Indonesia lebih mahal daripada ke luar negeri sebab sarana transportasi tidak memadai ke sejumlah daerah di Indonesia bagian timur dan tengah. Menteri Perhubungan mesti memperhatikan ini dengan serius.**
0 komentar:
Posting Komentar