68
"Belum"
"Bagai mencari sebutir pada dalam jerami."
"Aneh sekali."
"Menakjubkan."
"Kok menakjubkan z?"
Nah...tentu saja menakjubkan. Tak ada nama Roro atau rara dari ribuan mahasiswi di universitas ini. Mungkin di universitas lain. Mungkin bisa bertemu jika dicari di arsip kepolisian.
"Gila kau. Ibu gak mungkin menyuruh kita mencari seorang pelaku tindak kriminal."
"Tolol jga kau. Pelaku tindak kriminal apanya? Semua warga negara yang mau kemana-mana perlu surat izin kelakuan baik dari kepolisian setempat. Tentu saja Roro atau Rara bukan penjahat. Kau pikir Ibu apa?"
Okay! Pilihan yang paling enak kedengarannya adalah Raro atau Rara ada di universitas lain. Tapi berapa banyak universitas di kota ini? Mudahnya, kami menggunakan kontak kami: Temi, Bernadu, Bob, Riccha, dan Pasugihan.
Mari membaca di perpustakaan sambil menunggu nama-nama ini keluar dari ruangan kuliah. Mari mencari-cari di katalog perpustakaan. Tapi dasar tidak antusias dan tidak yakin dapat menemukan nama Roro atau Rara di situ, kami tak banyak memperhatikan. Setelah 200 nama pengarang dan judul skripsi, berhentilaha kita. Menyerah.
"Ayo turun," ajak Si Tengah.
"Kenapa?"
"Kontak kita gak akan kita temukan mendorong pintu perpus itu dan meminjam buku."
Ya memang. Temi nongkrong di kantin atau warkop, sam seperti Bernadu. Bob berleha-leha di ruang seksi pendaki gunung. Mereka hendak ekspedisi ke Watugunung-Sewugunung. Riccha menelpon teman-temannya yang artis lokal dan presenter itu. Sedangkan Pasugihan merokok di toilet.
Berbagi tugas, kami berpencar, menemukan Pasugihan paling susah sebab kita mesti mengecek toilet satu persatu. Ketika kita menemukan dia di toilet anak-anak Hukum, eh dia sedang fly. Tapi dia tahu apa yang harus dikerjakannya. Garis besarnya; kontak-kontak kami ini mesti menemukan Roro atau rara lewat koneksi mereka di universitas lain. Riccha berjanji akan mengabari selekas mungkin jika menemukan atau pun tidak. Bob mengatakan, "Mana ongkos keringatnya?"
2 hari berjalan. Tak ada kabar soal nama Roro atau Rara ini dari Temi, Bob, Bernadu, dan Pasugihan. Menunggu Riccha dan akhirnya...
0 komentar:
Posting Komentar