29
Kami menganggap sekolah--kuliah adalah rutinitas yang menyenangkan. Meski juga kadang menjadi pelarian ketika di rumah terjadi pertengkaran dan tak ada yang berinisiatif untuk merawat rumah dan memasak makanan. Sebab di sekolah--kuliah, kami mendapat begitu banyak kemudahan. Bukan saja ilmu pengetahuan, tapi juga kantin, karyawatinya, dan mahasiswi-mahasiswi yang membuat jatuh cinta.
"Ada yang janggal."
Namun untuk kampus sebesar ini, kami juga belum mendengar ada seorang mahasiswi bernama Roro.
Temi memang kami lihat pagi ini. Tetap cantik dan membuat gregetan. Dia melirik kami sesekali dari percakapan dengan gang-nya yang duduk di deretan bangku depan pintu Gedung Utama. Si Tengah tentu saja jatuh cinta padanya setengah mampus.
"Tapi Nenek berpesan," ujar Si Bungsu, "jangan kou (kau) pikirkan perempuan dulu, selesaikan kuliah kou itu yang utama."
"Oke juga ya otak Nenekmu itu."
"Nenenkmu juga setan."
"WOIIIIIIII!!!!!"
0 komentar:
Posting Komentar