Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

Cina+primordialisme (Roro)

62

Jalanan Jakarta sumpek tapi manusia masih semangat berlalu lalang. Jadi teringat sebuah film jadul yang mengisahkan segerombolan penjahat menjarah kota dan memperkosa orang, bahkan laki-laki dan anak-anak sekalipun. "Mereka itu maniak."
"Tahu dari mana kamu?"

Seorang teman kami mengatakan bahwa dia tidak terlalu bersimpati pada orang Cina. Dia memang tidak selalu bersimpati pada orang etnis lain: misalnya Arab atau Kaukasia. tapi buat dia, etnis Cina terlalu menempatkan dirinya di sisi terjauh dari kehidupan dalam masyarakat. Tentu saja tidak semuanya benar, tapi kami mendengarkan saja. Sebab dia menawarkan sebungkus cigarette gratis dan sukun goreng ditemani kopi pekat dari kampung halamannya. "Tak usalah kau bersusah-susah mengira-ngira bervarian apa kopi itu dan apa nama kampungnya."
"Why?"
"Supaya kau tidak aku bilang primordialis."

Dan ceritanya begini: hari ini, lupa hari apa, kami terburu-buru ke kampus. Masuk ke ruang kuliah dan terkejut sebab bukan dosen kami yang muda dan berbahasa bagus itu yang berdiri di depan whiteboard, tapi beberapa orang cina, dan rasanya ruang kuliah itu langsung penuh. Seorang laki-laki cina, ternyata suami dari wanita cina yang duduk di baris sebelah kami, memulai pembicaraan. "Dia yang kasih seminar?"
"Kayaknya. Why?"
"Gpp."
Mengalir cara bicaranya. Dan di tengahnya dia menyinggung sedikit saja: "kerusuhan may." dan kami jadi kesal pada negri dan orang-orang dimana kami lahir dan disebut sebagai anaknya. Ketika si istri di daulat untuk berbicara, dia tak sekalipun menyinggung soal diskriminasi rasial dan sebagainya.
"Padahal kalau mau dicermati, setiap etnis yang mengaku sebagai pemilik atas negri ini pun terus diskriminatif rasial satu sama lain."
Namun dalam suaranya, pada wajahnya, pada gerak tubuhnya, kami mendengar kesedihan yang mendalam. Dan kami tak bisa berkata apa-apa lagi. Kami ingin keluar dan menemui teman kami yang tidak bersimpati pada orang cina itu.


0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

La Musica