Annisa Azwar alias Ica
(20), yang diduga menjadi korban kekerasan di angkutan kota (angkot), dibawa ke
kampung halamannya di Agam, Sumatera Barat, Minggu (10/2/2013) siang. Sempat
dirawat di rumah sakit sejak Rabu (6/2/2013), Ica akhirnya meninggal dunia di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, Minggu pagi.
Mahasiswi Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia itu, diduga menjadi korban kekerasan di dalam
angkuta kota. Rabu (6/2/2013) lalu, dia hendak ke rumah tantenya di Pademangan,
Jakarta Utara. Setelah naik kereta dan turun di Stasiun Jakarta Kota, korban
naik angkutan umum U-10.
Korban sempat beberapa
kali mengirim pesan singkat (SMS) kepada Refnihati (51) tantenya mengabarkan
akan datang ke rumah. Namun, beberapa jam sejak mengabari keberangkatannya, Ica
tak mengirim pesan lagi. "Sekitar jam 15.00 dia sms lagi minta saya
telepon, tetapi ketika saya telepon justru seorang laki-laki yang mengangkat
telepon," kata Refnihati.
Keluarga menduga Ica
ketakutan dan panik di dalam angkutan kota. Belum jelas apakah dia meloncat
keluar angkutan atau dipukul sehingga mengalami memar di kepala, tangan, dan
kaki.
#Masih spekulasi
tentang apa yang menyebabkan korban melompat dan apakah memar pada anggota
tubuhnya karena sebab tertentu. Namun satu hal yang pasti adalah supir angkot
tersebut tahu tentang sesuatu—dalam kepalanya. Kenapa dia sampai menyetir
angkotnya berlawanan arah dan berputar-putar? Menariknya, semua pemberitaan
selalu menjelaskan tentang identitas korban namun melindungi identitas orang
yang diduga “pelaku” atau “tersangka”. Orang-orang busuk ini harusnya diekspos
agar masyarakat tahu, agar meminimalisir tindakan itu terulang kembali, dalam
bentuk apapun. Seandainya keluarga saya yang tertimpa kemalangan macam begini,
saya akan menuntut supir itu mengganti rugi secara materi dan penjara dengan
hukuman maksimal.
0 komentar:
Posting Komentar