Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

Di sela persidangan, Diego memutuskan memeluk Islam




Sepakbola nasional keturunan Belanda, Diego Michiels memutuskan untuk berpindah agama memeluk Islam. Keputusan ini diambil Diego setelah sebelumnya berkonsultasi dengan salah satu kuasa hukumnya, Kapitra Ampera.
"Hal yang mengejutkan, Diego ternyata banyak menyimpan referensi tentang Islam dan dia memutuskan untuk memeluk Islam di bawah bimbingan saya," ujar Kapitra di Gedung Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jl Gajah Mada, Jakarta, Kamis (7/1).
Pada kesempatan yang sama, Diego mengaku telah lama tertarik dengan Islam. Hal ini disebabkan Diego telah lama hidup dan tinggal dalam komunitas muslim.
Selain itu, Diego membubuhkan kata Mohammad dalam nama lengkapnya. Kini, namanya menjadi Diego Mohammad Bin Robby Michiels.
"Ketertarikan ini murni berasal dari dalam diri saya. Tidak ada tekanan dari pihak manapun. Juga bukan karena kekasih saya seorang muslimah," terang Diego.
Proses pembacaan lafal Kalimah Syahadat disaksikan oleh tiga orang saksi yaitu Riandi Rusman, Vidi Galenso dan Elza Syarief. Diego sempat mengambil air wudhu sebelum mengucapkan kalimah syahadat.

#1 Tidak jadi masalah mau pindah agama, pindah Negara, apapun bisa dilakukan di jaman modern dan dirasuki globalisasi ini. Prinsip saya, agama bukanlah gen yang dibawa turun temurun. Jadi jika seseorang merasa baik beragama tertentu, terserah dia mau pindah agama atau tidak.
#2 Meski begitu, berpindahnya seseorang ke suatu agama [yang bukan agama yang dipeluk secara turun temurun dalam keluarganya] bisa juga menandakan bahwa dia menemukan kebenaran yang lebih tinggi di agama itu atau malah memperlihatkan bahwa imannya sebenarnya bisa “tergantung” pada situasi atau “mood”nya. Patut dipertanyakan, seberapa teguh keyakinan seseorang macam begini?
#3 Bukan baru kali ini seorang pesepakbola yang berdarah blasteran [atau benar-benar asing] yang beragama tertentu [misalkan Katolik atau Kristen] berpindah ke agama tertentu [paling sering Islam]. Banyak hal yang menjadi pertimbangan tentu saja. Ada yang karena lama menetap di Indonesia yang mayoritas Muslim. Ada yang karena pacar atau istrinya Muslim. Dan masih banyak alasan lainnya. Tapi yang paling menarik adalah nyari tidak pernah Koran [cetak dan online] memberitakan seseorang pindah agama ke agama Buddha, Hindu, Katolik, Protestan, Konghuchu, selain agama Islam. Semacam ada diskriminasi di sini. Semacam ada pembesar-besaran, pameran bahwa suatu agama jauh lebih “menarik” atau “hebat” dari agama lainnya. Seharusnya urusan agama adalah keyakinan pribadi manusia individu dan Tuhannya, sehingga tidak ada relevansinya diberitakan. Kita sering mengejek Amerika, tapi kelihatannya kita jauh lebih primitif soal agama dibandingkan Amerika. Berita-berita macam begini cenderung menyebabkan “semangat” permusuhan antar-agama. Apakah Koran [cetak dan online] tidak sadar akan hal itu?
#4 Contohnya yang paling nyata adalah orang-orang saling mencaci maki dan mengintimidasi di Koran online gara-gara Ibu Angelina Sondakh pindah agama [Islam] dan sekarang terjerak kasus korupsi. Orang Kristen mengatakan Ibu Angelina durhaka karena pindah agama, sedangkan orang Islam mengatakan sudah dari sononya Ibu Angelina begitu, jadi agama Kristen yang salah. Ini kan bodoh. Ayolah Koran [cetak dan terkhusus online] jangan memberitakan hanya demi rating atau uang, perhatikan juga efeknya pada masyarakat Indonesia. Ataukah Koran [terkhusus online] itu lebih senang masyarakat saling adu? Kalau begitu, kenapa masyarakat tidak membreidel Koran macam itu saja?
#5 Dan semoga, setelah berpindah agama, seseorang menjadi jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Sebab ini menarik, [orang-orang akan berpikiran negative seperti ini] bahwa di sela persidangan, ketika sedang diadili, setelah membuat kejahatan, seseorang memutuskan pindah agama. Apakah itu tidak semacam “menyogok” dengan caranya yang paling bodoh kepada jalannya hukum dan masyarakat yang menyaksikan? Atau hanya sebuah pelarian? Seandainya begitu, wah benar-benar harus diuji keimanan seseorang, bukan saja dari seberapa hafal dia akan sesuatu.



Hiram Abiff

0 komentar:

Related Posts with Thumbnails

La Musica