"Menurut keterangan resepsionis, paket datang jam 10 diletakkan di situ, untuk teman-teman di belakang, jam 14.00 kurang, teman pesuruh (office boy) dari belakang ambil dan diterima salah satu staf (Jamaah Islam Liberal). Kebetulan teman ini (staf JIL) ada tamu dari Mabes Polri," ujar Wakil Direktur Istitute Studi Arus Informasi, Sutejo yang juga berkantor di Komunitas Utan Kayu.
Menurut Sutejo, bingkisan tersebut langsung diantarakan petugas ke kantor JIL yang ada di lantai 2 gedung Komunitas Hutan Kayu saat tiba di resepsionis. Petugas yang mengantarkan bingkisan itu, Nurcahya (19) menyerahkannya pada anggota JIL bermana Saidiman yang ada di kantor JIL karena Ulil sedang tidak berada di kantor.
Kemudian, menurut Nurcahya, Saidiman yang kebetulan sedang menerima tamu dari Mabes Polri merasa curiga dengan bungkusan berbentuk buku tersebut setelah dia memeriksa isinya.
"Bungkusnya dibuka, lansgung dicek sama bos saya (Saidiman), kelihatan kabel gitu. Ada batu kayak batu jam," katanya.
Tamu Mabes Polri yang satu ruangan dengan Saidiman tersebut kemudian menyarankan untuk memanggil Petugas Kepolisian Sektor agar memeriksa isi bungkusan. Kemudian bingkisan berisi bom itu dibawa keluar gedung.
Menurut Sutejo karyawan yang berkantor di Komunitas Utan Kayu sempat diperintahkan keluar gedung menghindari kemungkinan bom meledak dari bungkusan mencurigakan itu. Sutejo juga mengatakan, sekitar setengah jam setelah bingkisan dibawa keluar, petugas Polsek tiba.
0 komentar:
Posting Komentar