Terdakwa yang diduga terlibat pelatihan teroris di Aceh dan perampokan bank di Medan, Abu Bakar Baasyir menyaksikan keterangan saksi dari layar televisi di ruang tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2011). Terdakwa beserta tim pengacaranya tetap pada keputusan awal, tidak akan mengikuti sidang saat saksi-saksi memberi keterangan melalui telekonferensi. Sikap itu akan terus diambil hingga ada keputusan dari Komisi Yudisial.
Terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir menuding Densus 88 Antiteror Polri mendalangi teror tiga bom buku di tiga lokasi di Jakarta kemarin lusa. Menurut Ba'asyir, teror itu untuk kepentingan dana dari negara yang biasa mendanai Densus.
Terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir menuding Densus 88 Antiteror Polri mendalangi teror tiga bom buku di tiga lokasi di Jakarta kemarin lusa. Menurut Ba'asyir, teror itu untuk kepentingan dana dari negara yang biasa mendanai Densus.
"Saya mencurigai Densus yang bikin-bikin gitu supaya seolah-olah teroris masih ada di Indonesia. Kalau masih ada teroris, turun dollar. Itu masalah perut aja," kata Ba'asyir di sela-sela sidang atas dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2011).
Ba'asyir mengatakan, tak ada ajaran untuk membunuh di dalam Islam. Ia pun tak percaya umat Islam yang melakukan hal itu. "Saya tetap mencurigai itu (ulah) Densus, polisi," kata pria yang mengenakan pakaian muslim warna putih itu.
Ba'asyir mengaku tidak tahu-menahu mengenai teror bom buku yang telah melukai tiga orang itu. Amir Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) itu menolak jika teror kepada Ulil Abshar A, Japto S Soejosoemarno, dan Gories Mere dikaitkan dengan kelompoknya.
"Saya enggak tahu itu. Saya dengar itu di tahanan. Kalau ada yang nyangkut-nyangkutin (dengan kelompoknya) berarti benar ada rekayasa," ucap Ba'asyir.
0 komentar:
Posting Komentar