Sekarang liburan. Semua orang pada libur kecuali mereka yang bekerja sebagai pengacara dan sebagainya. Kebetulan Ibu punya saudara jauh seorang pengacara yang agak tidak kondang. Hari ini kami baru mulai liburan kuliah, meski sebenarnya kami tak suka liburan, sebab jika kuliah, kami akan lebih bahagia bertemu banyak orang di perjalanan menuju kampus.
Jika di rumah kami juga akan kehilangan pencarian pada sosok Roro yang tiba-tiba datang kabar dari Uncle Bob bahwa mereka telah menemukan seorang laki-laki yang berpacaran dengan Roro. Roro ini katanya sedang sakit dan oleh karena itu baru-baru ini dia tidak mengikuti ujian dan akibatnya dia tak dapat nilai A. Oh, kami begitu terkejut sebab kami merasa sudah begitu terhubung pada sosok perempuan bernama Roro ini.
Maka kami telepon Uncle Bob dan kami tanyakan apakah dia bisa mempertemkan kami dengan pacar Roror itu?
"Kenapa?"
Nyaris kami menjawab kalau kami ingin mencekiknya dan bilang bahwa kenapa dia yang harus memacari Roror, bukannya salah satu dari kami berempat, anak-anak Ibu.
"Kami hanya ingin memberi dukungan pada Roro."
"Tapi dia sudah punya pacar. Dukungan kan sudah diberikan pacarnya. Ntar lo ditonjok kirain pdkt sama pacar orang."
"Ah, pikirn lo aja. Kami bermaksud baik."
"Ok. Besok datang ke Rawasari, bro."
"Siapkan kopi dan rokok."
"Rebes bro."
0 komentar:
Posting Komentar