Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

ILLUMINATI & FILSAFAT (?)

  • Sabtu, 01 September 2012
  • A. Moses Levitt
  • Label , , , , , ,
  • APAKAH FILSAFAT (juga)?

    1

    Saya sadar saya tengah dipengaruhi oleh Lawrence E. Joseph (karyanya Kiamat 2012, Investigasi Akhir Zaman), Andrew C. Hitchcock (Karyanya The Synagogue Of Satan), Ilan Pappe (Karyanya Pembersihan Etnis Palestina, Holocaust Kedua) dan Henry Makow Ph.D (karyanya Illuminati, Dunia Dalam Genggaman Perkumpulan Setan) dalam menulis pemikiran ini. Tulisan saya ini adalah spekulasi setelah saya “datang” ke suatu “institut pendidikan” dan “melihat” apa yang ada di sana. Selama sekitar empat tahun lebih, saya tidak pernah memikirkan tentang apa yang nanti saya spekulasikan, sampai saya membaca keempat karya di atas dan saya merasa pikiran saya sedikit terbuka dalam melihat dunia.

    2

    Pandangan saya terhadap “institut pendidikan” (yang saya rahasiakan namanya) yang baru-baru ini saya “kunjungi” sebelum-sebelum ini adalah seperti tanggapan saya akan hubungan yang dekat antara Kristen/Katolik dan Yahudi sebagai satu garis religius dimana Adam adalah leluhur bersama dan Abraham adalah bapak religius bersama. Yahudi (mengacu pada otoritas, bukan masyarakat) menolak Yesus dan membunuhnya karena tidak sejalan dengan agenda mereka untuk menguasai dunia sekitar dengan pedang (Yesus menawarkan jalan perdamaian dan dialog), tapi alangkah lucunya, orang Kristen/Katolik menganggap Yahudi adalah kawan dan saudara seiman mereka. Bahkan pencapaian-pencapaian Yahudi (merujuk pada Zionis yang sekarang membentuk Israel) menjadi kebanggaan orang Kristen/Katolik juga. Kemudian mereka menamai anak-anak mereka bukan dengan nama Melayu (khususnya untuk Indonesia) atau nama Latin (sesuai dengan santo/santa dalam Gereja) tapi malah semakin banyak yang menamai anak mereka dengan nama Yahudi (merujuk Perjanjian Lama, Torah, atau Taurat Musa) seperti Abraham, Adam, Benjamin, Noah, Ishak, Yehezkiel, dan semua nama Yahudi lainnya.

    Saya bahkan sampai dua bulan lalu masih menyanjung Yahudi, berniat menamai anak-anak saya dengan nama Yahudi dan berpikir bahwa saya dan calon istri saya kemungkinan merupakan bagian dari 10 Suku Israel Yang Hilang. Jika Anda membaca keempat karya di atas, Anda akan tahu bahwa Yahudi yang sekarang adalah Zionis-Komunis-Illuminati-Freemasonry. Di dalamnya termasuk banyak Persaudaraan Rahasia macam Skull & Bones dan intelijen yang tersebar di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Australia yang tugasnya menebarkan kekacauan di masyarakat agar kita panik dan mencari perlindungan pada sebuah “persamaan” “persaudaraan” “keamanan” yang disediakan oleh mereka-mereka juga.

    3

    Adapun kecurigaan saya yang memuncak belakangan ini adalah kepada salah satu bidang pendidikan yaitu Filsafat. Kenapa saya memilih Filsafat? Karena Filsafat menyangkut cara berpikir yang makin hari makin berkembang, kata orang makin demokratis, makin liberalis, makin sekularis, makin globalis, makin internasionalis, namun cenderung menjauhkan para pembaca atau orang yang mempelajarinya dari ikatan keluarga, agama (termasuk budaya asli) dan perasaan-perasaan yang dianggap tidak penting dan tidak perlu dibahas karena buang-buang waktu dan cengeng?

    Saya menyaksikan bagaimana orang-orang yang belajar bidang studi ini, menenteng buku-buku hard cover, dengan teks asing (semakin tidak diterjemahkan katanya semakin memiliki roh pemikirnya?) dan mayoritas ditulis dari hasil pemikiran pria atau wanita berdarah Yahudi (kita tidak pernah tahu mereka ini pendukung terbentuknya negara Israel di atas kolonisasi Palestina atau kontra). Tentu saja, pemikiran orang-orang Yahudi ini (filsuf, begitu mereka menyebutnya) sudah ada sejak lama, bahkan mungkin sebelum keruntuhan monarki dan aristokrasi serta pemerintahan-pemerintahan negara karena Perang yang terjadi di semua belahan dunia.

    4

    Salah satu dari keempat karya di atas menyebutkan bahwa (masih harus dibuktikan kebenarannya kalau yang ada dirasa belum cukup) Illuminati yang berbentuk piramidal dengan mata kiri Isis memandang dunia, pada puncaknya berisi 13 keluarga (bangsawan) Yahudi kaya raya yang menguasai bank, minyak, konstruksi, real estate, media massa, bahkan partai politik. Mereka dengan dana yang tak terbatas, menciptakan perang dimana-mana dengan menggunakan “boneka” dan “agen” mereka, misalnya orang-orang seperti Lenin, Stalin, Hitler, dan masih banyak lagi orang-orang yang kita sebut pahlawan atau pemimpin dunia. Cara mereka untuk menguasai orang-orang ini adalah dengan menipu mereka, menyogok mereka, mencuci otak mereka, mengikat mereka dengan perkawinan dan skandal yang disetting, dan banyak cara yang bisa mereka lakukan dengan dana yang tak terbatas bukan?

    Dikatakan pula dalam salah satu karya di atas bahwa berbagai ideologi yang berkembang setelah Peradaban Kristen runtuh (agenda Illuminati) diciptakan oleh orang-orang pandai yang direkrut oleh Illuminati untuk menciptakan kekacauan di dalam masyarakat dan membuat satu suku menganggat senjata terhadap suku lain (Eropa-Amerika vs Arab?), satu agama mengangkat senjata terhadap agama lain (Kristen vs Muslim?), yang ternyata kedua belah pihak dihasut oleh agen-agen Illuminati juga.

    5

    Apa yang bisa disumbangkan Filsafat dalam hal ini?

    Saya kira Pemikiran. Ideologi. Ideologi yang begitu banyak, alih-alih membuka wawasan kita untuk hidup yang lebih baik malah membawa kita pada perbudakan dan keseragaman di dalam sebuah Orde Dunia Baru dimana kita yang dengan bangga menyanjung dan menyebarluaskan ide-ide brilian itu, menjadi korban bagi Lucifer. Karena kita adalah goyim, domba yang darahnya dikorbankan untuk tercapainya ODB. Satu filsuf mengatakan ini, filsuf lain mengatakan itu, dan para pelajar (rentan pada generasi muda) mulai membentuk komunitas untuk menyanjung satu atau dua filsuf yang pemikirannya mirip dan mempromosikan pemikirannya, kemudian melawan komunitas lain (yang tidak sepaham?). Bagaimana kalau filsuf-filsuf ini “agen” atau orang yang disetir Illuminati? Bagaimana kalau kehidupan mereka dan keluarga, riset dan pengeluaran mereka didanai oleh keluarga-keluarga bankir yang mengontrol Mason? Seorang filsuf mengedepankan Komunis misalnya. Seorang filsuf, Fasis. Filsuf lainnya Ateis. Lainnya lagi Agamis. Kemudian apa yang terjadi? Kita terpecah, mulai disusupi, kemudian tahu-tahu saling bermusuhan dan saling menyerang. Kita pikir kita menjadi lebih awas, padahal kita sedang digiring seperti goyim.

    Anda tahu, media massa dikuasai oleh orang-orang kaya. Siapa orang-orang kaya ini? Mereka adalah orang yang memiliki banyak perusahaan yang multilevel, bergerak di banyak bidang dan memakai nama yang tidak mudah Anda hubungkan dengan Illuminati. Anda bisa bayangkan, kalau mereka memiliki media massa (dalamnya ada koran, bulletin, televisi, bahkan bisnis perfilman dan periklanan), apa yang bisa terjadi pada buku-buku Filsafat (yang langsung menyangkut pola pikir dan ide-ide brilian itu?) yang sedang dikerjakan, sedang dipasarkan dan sedang direvisi?

    Mereka bisa membombardir Anda dengan apa saja, baik yang Anda suka maupun tidak. Yang Anda sukai mungkin membuat Anda tambah menggebu-gebu menenteng buku-buku filsafat kemana-mana dan mempromosikan idenya kepada sebanyak mungkin orang yang Anda kenal (dan bagaimana kalau ide itu hanya sebuah settingan untuk maksud lain?). Dan jika Anda tidak suka akan ide itu, Anda mungkin mencemoohnya dan memusuhi orang yang menyukai ide tersebut. Bagaimana kalau sampai Anda merasa jengkel karena Anda sudah terindoktrinasi dan mulai menyiapkan perang kecil? Perang kecil dalam media massa (yang sesuai agenda pemecahbalah gaya Illuminati akan diekspos terus) akan mempengaruhi keberpihakan para pembaca lalu orang-orang yang merasa “sama” membentuk sebuah komunitas (semacam geng motor atau geng-geng berdasarkan kesamaan hoby atau mungkin objek kebencian?) dan mulai mencari “gara-gara”.

    “Gara-gara” macam begini akan disokong oleh “tangan tak kelihatan” yaitu pemilik sumber daya tak terbatas, sama seperti Lenin dan Trotsky yang menciptakan agen rahasia Cheka (kemudian OGPU, lalu NKVD dan akhirnya KGB) untuk mencuri kekayaan dan memusnahkan birokrat Tsar karena Tsar menolak “intervensi” beberapa orang kaya Yahudi (Zionis)? Atau kaum Bolshevik yang tiba-tiba muncul untuk mengambil alih emas, perak dan tanah dari Gereja?

    Dan tahukah Anda bahwa untuk setiap “geger” macam ini selalu ada seorang atau beberapa filsuf yang menulis sebuah buku atau pemikiran bagi kerangka bertindak gerombolan pengacau ini? Apakah gerombolan itu hanyalah orang-orang yang berkumpul karena sekadar merasa senasib sepenanggungan? Apakah si filsuf di”perintahkan” untuk menulis sesuatu yang bisa membangkitkan “geger”? Dan pada akhirnya saya bertanya-tanya, apakah “institut pendidikan” bisa disusupi oleh “agen” Illuminati atau bahkan “agen” ini pernah atau masih menyokong dana bagi “institut tersebut?”

    6

    Saya harap tidak. Saya berdoa setulus hati semoga Tuhan menjaga kita semua.

    Saya juga berharap bisa menulis lagi tentang filsafat yang menjadi “ladang” bagi banyak orang Eropa-Yahudi menyampaikan pemikiran dan menghasilkan sesuatu dari sana. Seperti Kevin McDonald (karyanya The Culture Of Critique) pernah “menduga bahwa Yahudi merasa lebih nyaman di dalam masyarakat yang tidak memiliki karakter nasional yang jelas.” McDonald fokus terhadap bagaimana gerakan-gerakan intelektual Yahudi yang dipimpin oleh tokok-tokoh otoritarian mengambil alih kehidupan intelektual modern. Ia membahas Boas dalam bidang Antropologi, Adorno dalam Sosiologi, Freud dalam Psikiatri, dan Derrida dalam Filsafat.

    “Wah menarik, bukan?”

    “Menarik?”

    “Atau malah bukan?”

    -Gog bin Magog-

    0 komentar:

    Related Posts with Thumbnails

    La Musica