Kami hidup dalam sebuah kebohongan besar pada diri sendiri dan orangorang di sekitar. kebohongan pertama ada dalam diri Abang (maafkan kami Abang, karena menyebutmu pembohong). setidaknya bagi kami, Abang berbohong pada dirinya sendiri bahwa dia akan selesai kuliah dalam tahun ini. tapi kenyataannya, awal semester ini saja, dia terlambat mendaftar ualng dan kena denda Rp.75.000.
"Bapak pasti prihatin sekali, uang sebanyak itu dibuangbuang," kata kami pada si Bungsu. dia berjanji tidak mengatakan ini pada Abang. dan juga pada Ibu dan Bapak, jika kami tiba di rumah 2 hari lagi.
Si Bungsu: "Beban. pikirannya banyak dan beratberat, bro. lo liat aja, dia harus selesaikan Skripsi, cari dosen, berhadapan sama sekretariat yang rasis dan memikirkan masa depannya sama pacarnya."
Tapi kami bilang, Abang seharusnya sejak jauhjauh hari sudah mendaftarkan namanyake sekretariat untuk ikut Skripsi. tapi dia terlalu sibuk menulis cerpen dan novelnovelnya yang tidak kelarkelar itu. sedih rasanya, meninggalkan Abang sendirian di Jakarta dan di rumah kontrakan. sementara kami ber3 asyik pulang kampung, berlibur, liburan semster 2, 4, dan 6. dan kami baru tahu bahwa Abang belum membayar semua uang untuk ujian Skripsinya. dan ada kemungkinan dia gagal ikut ujuan Skripsi semester depan.
"Kasihan."
Tapi Abang lebih suka membohongi dirinya dan orang lain di sekitarnya bahwa semuanya teratasi dan finefine saja. pacar Abang sangat mendukungnya. jadi kami kasihan juga pada wanita baik hati bernama Berlian itu sebab Berlian tak tahu Abang telah membohonginya. sewaktu kami pamitan padanya beberapa hari lalu, Abang kelihatan tambah stres. jika dia tidak selesai Skripsi semester ini, Bapak pasti marah besar dan itu artinya kiriman uang bulanan dihentikan. mau hidup darimana dia?
"Kasihan Abang. dia ga bilang sejak duludulu sih. kalo kita tahu kan, kita bisa nyicilnyicil bantuin dia,"
"Iya, bro. ntar kalo gue skripsi, lo bantuin gue ya."
"Iya, gue juga. kita harus saling membantu. untuk itu..."
Dan kami ber3 sepakat untuk menghabiskan liburan bersama Bapak Ibu hanya sebentar saja. cepatcepat pulang Jakarta buat bantuin Abang biar dia cepat selesai kuliah. tuhan memberkati!
"Bapak pasti prihatin sekali, uang sebanyak itu dibuangbuang," kata kami pada si Bungsu. dia berjanji tidak mengatakan ini pada Abang. dan juga pada Ibu dan Bapak, jika kami tiba di rumah 2 hari lagi.
Si Bungsu: "Beban. pikirannya banyak dan beratberat, bro. lo liat aja, dia harus selesaikan Skripsi, cari dosen, berhadapan sama sekretariat yang rasis dan memikirkan masa depannya sama pacarnya."
Tapi kami bilang, Abang seharusnya sejak jauhjauh hari sudah mendaftarkan namanyake sekretariat untuk ikut Skripsi. tapi dia terlalu sibuk menulis cerpen dan novelnovelnya yang tidak kelarkelar itu. sedih rasanya, meninggalkan Abang sendirian di Jakarta dan di rumah kontrakan. sementara kami ber3 asyik pulang kampung, berlibur, liburan semster 2, 4, dan 6. dan kami baru tahu bahwa Abang belum membayar semua uang untuk ujian Skripsinya. dan ada kemungkinan dia gagal ikut ujuan Skripsi semester depan.
"Kasihan."
Tapi Abang lebih suka membohongi dirinya dan orang lain di sekitarnya bahwa semuanya teratasi dan finefine saja. pacar Abang sangat mendukungnya. jadi kami kasihan juga pada wanita baik hati bernama Berlian itu sebab Berlian tak tahu Abang telah membohonginya. sewaktu kami pamitan padanya beberapa hari lalu, Abang kelihatan tambah stres. jika dia tidak selesai Skripsi semester ini, Bapak pasti marah besar dan itu artinya kiriman uang bulanan dihentikan. mau hidup darimana dia?
"Kasihan Abang. dia ga bilang sejak duludulu sih. kalo kita tahu kan, kita bisa nyicilnyicil bantuin dia,"
"Iya, bro. ntar kalo gue skripsi, lo bantuin gue ya."
"Iya, gue juga. kita harus saling membantu. untuk itu..."
Dan kami ber3 sepakat untuk menghabiskan liburan bersama Bapak Ibu hanya sebentar saja. cepatcepat pulang Jakarta buat bantuin Abang biar dia cepat selesai kuliah. tuhan memberkati!
0 komentar:
Posting Komentar