
*jam sebelas selesai nonton tv, jaman itu masih heboh acara Extravaganza. biasanya setelah minum teh di temani Ishtya, saya merokok di depan jendela kamar, melihat-lihat langit biru tua dan bersemangat menulis sajak-sajak. di bawah sana, rumah-rumah orang kampung. saya selalu tak nyaman disebut anak yang tinggal di rumah gede itu.*
oval ruangan. telur dan cangkangnya duduk.
mari duduk tubuh bersandar pada tembok lending telur putih. dingin lagi lengkung.
sayang; untuk siapa kau panggil sayang
dalam rumah cangkang entah kangkang entah cekung
tetap berangas, tak ada sesiapa di panggil sayang
ini tubuhku berlumur kuning putih telur.
canggah. cangkang picik kulihat picik sebab sendiri peroleh panas dingin tidak butuh sayang.
SIAPA DIA SAYANG?
0 komentar:
Posting Komentar