
dua pasang mata bergemuruh, melawan ombak irama keruh. di ruangan kecil tak melambai jemari dan rambutmu. aku melihat sepasang mata hitam memahami tarianku. kau menari, aku menari. tanpa ragu, kita tak malu. ini irama kita diambang putusnya jenaka. di hulu perahuku sedang mengapung, kusuruh menunggu. lalu aku melihatmu ketika dua pasang mata memburu. satu suara hati:
melihat intinya!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
tengah malam jangkar kutarik. dayung bersabung-sabung dengan tarian melungsurkanku. ke muara, jauh, pergi meniti:
kita berpapasan di antara perkelanaan dua insan yang satu masa berkembang!
`````````````````````````````
sesampai di daratan, aku berjalan di tanah basah. aku menghayalkan kering dan padat. aku mengingat kembali seluruhmu sampai menari-nari tanpa dentuman musik. karena kuikuti tarian jiwaku waktu kau membentur di sisi kiri jantungku. ku pegang tanganmu, aku tuntun langkahku. mengingat saat genting diakhiri kemelut rindu. betapa resah dan gembira malam tidur kita, sehingga aku bertanya dalam ingatanku kepadamu, biru:
oh, muda biru, kenapa gembira dan gregetan ada di antara keterpukauannya, di tengah dua pasang mata yang melihat? rasa bergolak-molak, sayang?

0 komentar:
Posting Komentar