
*saya senantiasa menunggu kereta di stasiun tebet, berangkat ke bogor, menemui belahan jiwa saya. ishtya pergi ke lebanon, lama tak kembali, mungkin sudah kawin. saat terakhir bertemu dengannya, dia menatap saya seperti kesal, seperti marah. saya takut, kami tak bisa berteman lagi*
kereta itu bagaikan ular yang datang untuk lindap
seharusnya dia tak berhenti untuk lindap
tapi dia lindap juga untuk mengangkut tubuh-tubuh
tubuh-tubuh yang peluh dan keluh
adakah perjalanan ini akan sampai ke tujuan?
0 komentar:
Posting Komentar