Penggerebekan yang dilakukan pihaknya berdasar informasi dari
masyarakat kepada BNN.
JAKARTA - Sebelum menggerebek rumah
Raffi Ahmad di Jalan Gunung Balong Kavling VII Nomor 16 I, RT 009/04, Lebak
Bulus, Jakarta Selatan, Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah mengintai beberapa
orang yang terlibat dalam pesta narkoba tersebut dari kawasan Kemang, Jakarta
Selatan.
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Humas BNN, Sumirat Dwiyanto kepada
wartawan di Gedung BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Minggu (27/1) malam.
"Kami tidak menggerebek di Kemang, tapi mengintai hingga ke
rumah RA. Ada beberapa yang diintai dari Kemang itu," kata Sumirat.
Dijelaskan Sumirat, penggerebekan yang dilakukan pihaknya berdasar
informasi dari masyarakat kepada BNN.
Dikatakan, pihaknya kemudian menyelidiki informasi yang menyebutkan
adanya penyalahgunaan narkoba yang dilakukan beberapa orang yang saat ini
diamankan.
"Kami lakukan penyelidikan lebih lanjut. Sampai yakin di TKP
ada terjadi penyalahgunaan narkoba. Baik tes urin maupun barbuk narkotika
sendiri," katanya.
Saat digerebek oleh 15 anggota BNN sekitar pukul 05.00 WIB, tiga
pria dan seorang wanita sedang berada di dua kamar terpisah di lantai atas.
Sementara 13 orang lain termasuk si pemilik rumah, Raffi Ahmad sedang berada di
lantai bawah.
"10 orang di lantai bawah. Ada yang bermain laptop, joged-joged
dan ada juga yang baru datang tiga orang. Semuanya diamankan, dan diperiksa
secara mendalam di BNN, termasuk kepada tiga orang yang baru datang,"
katanya.
Dijelaskan Sumirat, barang bukti berupa narkoba jenis ekstasi dan
sabu ditemukan dalam dua lokasi yang berbeda.
Dua linting ganja ditemukan di sebuah buffet di dalam kamar Raffi
yang berada di lantai bawah, sementara 14 butir ekstasi ditemukan di dalam laci
di ruang makan.
"RA sendiri saat digerebek lagi berada di luar bersama
teman-temannya," katanya.
#1. Apakah benar warga melapor karena sering ada party di rumah Raffi Ahmad? Awak media
perlu menanyakan ke RT dan RW setempat, kalau perlu ke para tetangga satu
persatu. Jika warga pernah melapor, berapa kalikah itu? RT atau RW sudah
menindaklanjuti atau tidak? Apakah volume party
di rumah Raffi Ahmad begitu hebohnya sehingga mengganggu tetangga dan
meresahkan sehingga perlu dilaporkan—bandingkan pesta mabuk-mabukan geng-geng
motor dan lain-lainnya dir el kereta api atau tempat pelacuran yang lokasinya
dekat dengan masyarakat—sebagai sebuah ancaman, ataukah hanya karena
orang-orang ini artis? Ada sentiment di sini?
#2. Keluarkan nama semua orang yang dikatakan BNN terlibat party di rumah Raffi Ahmad supaya
masyarakat bisa menilai. Jangan sampai nanti nama-nama itu—jika nanti tidak
terbuku—hilang begitu saja, padahal BNN telah melakukan kesalahan penangkapan.
Masyarakat perlu BNN bertindak jujur dan adil.
#3. Media atau pihak BNN yang melihat di TKP, harus memberikan
informasi yang jelas, tidak bersayap dan membuat masyarakat menduga-duga. Jika
tidak katakan tidak, jika ya katakan ya. Contohnya, siapa saja yang ada di
dalam kamar di lantai atas, siapa di kamar mana, berapa orang. Supaya
masyarakat tidak menduga orang-orang ini sedang melakukan tindakan asusila atau
memakai narkoba di kamar. Dan kamar mana yang katanya ditemukan barang bukti
itu? Apakah kamar yang berisi orang atau tidak?
#4. Dua barang bukti ditemukan di bufet kamar Raffi dan laci ruang
makan. Nah, biasanya seperti di film-film Hollywood atau penggerebekan miras,
sabung ayam atau prostitusi, langsung ada foto dan barang bukti di depan para
pelaku. Misalnya mereka sedang meracik narkoba atau sedang menyalakan ganja
atau ketika BNN datang, mereka cepat-cepat menyembunyikan dalam lipatan sofa,
kotak sampah dan lain sebagainya. Tapi dari pemberitaan ini, kelihatan bahwa
posisi barang bukti dan mereka yang dituduh sebagai pelaku tidak berhadapan
langsung. Bisa dikatakan tidak tertangkap tangan. Hanya saja benda-benda itu
ditemukan dalam rumah yang sama dengan mereka yang dituduh sebagai pelaku.
#5. Orang bodoh seperti saya yang tidak mengenal seluk beluk cara
kerja BNN dan situasi pada saat penggerebekan pun, bisa menduga-duga, bahkan
mencurigai ada yang tidak beres. Alasannya sederhana saja, mereka tidak
tertangkap tangan sedang “berhubungan dengan barang bukti”, tidak ada foto dari
BNN maupun media, kecuali muka orang-orang, rumah, mobil dan berita-berita yang
kemudian menyusul. Seperti kata ibunda Raffi, apakah tidak ada kemungkinan ini
jebakan?
#6. Kalau pun Raffi dan kawan-kawannya ini minum bir, joget sambil
memaki-maki dan ketawa-ketawa pun, saya kira itu urusan mereka. Jadi, penting
dilakukan tes urin dan sebuah tim khusus, dengan bantuan media yang seimbang,
harus memantau ini terus. Apakah hasil tes urin positif atau negatif. Jika ya
katakan ya, jika tidak katakan tidak. Dan kalau terbukti negatif, BNN harus
mengeluarkan pernyataan minta maaf kepada mereka yang digrebek dan masyarakat
secara umum karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan di rumah orang.
#7. Dukung terus BNN memberantas peredaran narkoba di masyarakat,
khususnya pada public figure dan aparatur negara yang menegakkan hukum. Hidup
BNN! Hidup Indonesia!
-Avram bar Kokbah-