"Kedelapan korban bentrokan semuanya dari kelompok jamaah Ahmadiyah," kata Sekretaris Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Najmudin, Senin (7/2/2011).
dIa mengatakan, kedelapan korban bentrokan tersebut di antaranya tiga meninggal yakni Karno dan Mulyadi yang merupakan kakak beradik, warga Kecamatan Cikeusik serta seorang lainya bernama Roni, warga Jakarta.
Ketiga jenazah kini berada di Rumah Sakit Kepolisian Daerah Banten untuk dilakukan otopsi.
Sedangkan lima orang lainnya, kata dia, Pipip warga Cilegon, Dias (Jakarta) Ahmad (Jakarta), Deden Dermawan (Jakarta) dan M Ahmad (Ciledug Tangerang Selatan) mendapat perawatan Rumah Sakit Rasa Asih.
"Seluruh korban bentrokan baik yang meninggal maupun luka parah warga jemaah Ahmadiyah," katanya.
Menurut dia, pihaknya menerima informasi bahwa kedelapan jamaah Ahmadiyah tersebut berada di rumah sakit Kota Serang.
Sebelumnya, kata dia, korban bentrokan dibawa ke RSUD Malingping, namun terbatasnya peralatan sehingga mereka dirujuk ke rumah sakit Serang.
"Kami saat ini terus melakukan imbauan-imbauan warga diminta tenang dan menjaga keamanan lingkungan," ujarnya.
Dia menyebutkan, saat ini situasi lokasi bentrokan berangsur kondusif dan tidak terlihat adanya massa baik dari kelompok jamaah Ahmadiyah maupun warga setempat.
Kehidupan masyarakat Kecamatan Cikeusik pascabentrokan Ahmadiyah dan warga yang merenggut nyawa tersebut kembali normal.
Selain itu juga aparat kepolisian masih berjaga-jaga di lokasi, karena khawatir terjadi bentrokan susulan.
"Saat ini situasi Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang aman dan kondusif," ujarnya.
Sejumlah warga Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik mengaku pascabentrokan antarwarga dan jemaah Ahmadiyah kini mulai kondusif.
"Saya berharap bentrokan itu tidak terulang kembali," kata Yani, warga Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.