Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, membela penerbitan dokumen-dokumen rahasia AS dalam sebuah editorial harian The Australian yang diterbitkan secara online, Rabu (8/12) pagi.
WikiLeaks sedang menjalan satu misi penting, tulis Assange, yaitu, "Mempublikasikan fakta-fakta yang perlu diketahui publik tanpa rasa takut. Masyarakat demokratis membutuhkan media yang kuat dan WikiLeaks merupakan bagian dari media," tulisnya sebagaimana dikutip CNN. "Media membantu dalam menjaga pemerintah untuk (tetap) jujur. WikiLeaks telah mengungkapkan beberapa kebenaran telanjang tentang perang Irak dan Afganistan, dan membongkar cerita tentang korupsi korporasi."
Assange, warga Australia, berpendapat, "WikiLeaks pantas mendapat perlindungan, bukan ancaman dan serangan serta kecaman keras dari pemerintah Australia. "Kami underdog," tulisnya. "Pemerintah (Perdana Menteri Julia) Gillard sedang mencoba untuk menembak si pembawa pesan karena tidak ingin kebenaran itu terungkap, termasuk informasi tentang masalah-masalah diplomatik dan deal-deal politiknya. Apakah ada tanggapan dari pemerintah Australia terhadap sejumlah ancaman terbuka terhadap saya dan personel WikiLeaks lainnya? Orang mungkin menyangka, seorang perdana menteri Australia akan membela seorang warganya terhadap hal-hal semacam itu. Yang ada hanyalah klaim tak penting yang sepenuhnya tidak berdasar."
Assange, dituduh melakukan kekerasan seksual dan pemaksaan yang melanggar hukum di Swedia, sekarang berada di penjara di London, Inggris sambil menunggu keputusan pengadilan tentang ekstradisinya ke bangsa Skandinavia itu. Ia ditahan setelah menyerahkan diri di kantor polisi London.
Assange mengatakan, pembocoran dokumen tentang perang Afganistan dan Irak tidak bermasuk menentang semua jenis perang. "Orang-orang bilang saya anti-perang: harap dicatat, saya tidak (anti-perang)," katanya. "Kadang-kadang bangsa-bangsa perlu pergi berperang, dan ada perang-perang yang adil. Tetapi tidak ada yang lebih buruk daripada pemerintah yang berbohong kepada rakyatnya tentang perang-perang itu, lalu meminta warga yang sama untuk mempertaruhkan nyawa mereka dan pajak mereka pada rangkaian kebohongan itu. Jika sebuah perang dibenarkan, maka katakan yang sebenarnya dan biarakan orang-orang memutuskan apakah akan mendukungnya."
Pemimpin redaksi WikiLeaks itu menyalahkan politisi Australia yang bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS ketika menyataan bahwa bocoran dokumen itu mengancam nyawa, membahaya hidup para tentara serta keamanan nasional, lalu pada saat bersamaan mengatakan, bahwa "tidak ada yang penting" dalam publikasi WikiLeaks itu. "Itu tidak bisa keduanya," katanya. "WikiLeaks memiliki sejarah penerbitan selama empat tahun. Selama waktu itu kami telah mengubah seluruh pemerintah, tetapi tidak seorang pun, sejauh disadari, telah dirugikan. Tapi AS, dengan keterlibatan Australia, telah menewaskan ribuan orang hanya dalam beberapa bulan terakhir saja."
Assange mengatakan, dokumen yang dibocorkan Wikileaks telah diterbitkan oleh setidaknya empat publikasi utama dunia - The New York Times, El Pais (Spanyol), The Guardian (Inggris) dan Der Spiegel (Jerman). Namun ia bertanya-tanya, mengapa hanya organisasinya, Wikileaks, yang menghadapi serangan paling ganas dan tuduhan dari pemerintah AS dan para sekutunya.
Paus Fransiskus Mengangkat Mgr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo Sebagai
Kardinal
-
[image: Nick Doren Lewoloba]
Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta
Kabar gembira datang dari Vatikan untuk Gereja universal, khususnya Gereja
Katol...
5 tahun yang lalu