Karena liburan kuliah maka Pencarian Roro agak mandek. Ini disebabkan oleh karena kami 4 bersaudara merindukan suasana Rumah dan pengen balik ke Kampuang Halaman.Ibu pasti merindukan kami ber-4. Dan biasanya Ibu akan jatuh sakit jika kami ber-4 tidak berlibur. Kasihan Ibu, tapi kami ber-4 harus memilih untuk tidak pulang. Ini semua demi masa depan kami masing-masing. Dan oleh karena itu juga kami mesti meninggalkan Pencarian Roro.
Banyak hal yang mesti kami ber-4 tinggalkan. Pagi ini, udara di luar jelek, dingin, berasa seperti lagi liburan ke Mongolia. Tapi kami ber-4 berembug dan sepakat untuk mengutamakan Si Sulung dari pada kerinduan Ibu. Caranya: kami ber-4 mengumpulkan bahan untuk menyempurnakan Skripsinya. Jadi Si Tengah yang jago luntang-lantung, bertugas mencari informasi data dan fakta di jalanan. Si Bungsu yang suka komputer, browsing.
"Dengan syarat, kalo lo buka situs porno, uang jajan lo potong buat beli buku."
Dan kami karena menyukai seni dan sastra, bertugas ngedit-ngedit tulisan ilmiah yang udah 80% jadi itu. Untuk ini, Si Sulung rela memakai semua uang jajan sebulannya buat membelikan kami ber-3 adik-adiknya: koyo, hormoviton, vitalong C, epethonweitgeith, dan roti dari mybread.
Rasanya, kami ber-4 tiba-tiba menjadi saudara kembar yang begitu dekat. Rasanya kami selalu saling menyayangi selama ini tapi terlalu gengsi untuk mengakuinya. Tahu sendiri gimana gengsinya laki-laki. Tapi lumayan, kami ber-4 bisa melakukan satu hal terbaik yang bisa kami lakukan, itu pun kalau tidak terjadi halangan dalam menyempurnakan Skripsi Si Sulung.
"Oke, sekarang, kita mandi antre... ntar sore baru kita ngobrol lagi."
Abang naik ke kamarnya, kami pergi olah raga di depan teras, pura-pura olah raga supaya dilihat gadis tetangga sebelah. Tahu tidak, umurnya berapa?
14.
Ha?