Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku
  • Kamis, 31 Januari 2013
  • A. Moses Levitt
  • Di Spanyol hanya ada satu klub sepakbola yang saya sukai yaitu Real Madrid. Di Italia saya menyukai As Roma dan di Inggris saya menyukai Man. United. Orang bilang ini dikarenakan saya anak "ibukota". Bukan ibukota negara tapi ibukota kabupaten. Mungkin juga begitu, sebab beberapa kawan saya yang juga berasal dari daerah yang berbeda-beda namun dari "ibukota" di tempat mereka, rata-rata menyukai Real Madrid, kalau bicara soal liga Spanyol. Saya menyukai klub Real Madrid sejak jamannya Los Galasticos I. Bintang El Real yang saking saya sukai sampai membeli jersey-nya adalah Fernando Morientes, kemudian Zidane dan yang terakhir CR7.

    Kostum putih-putih mereka mungkin memberikan kesan bersih, klimis, menarik, selain penampilan skuad El Real sendiri, sehingga banyak orang menggandrungi klub ini. Di lain pihak prestasi dan sejarah kontroversial El Real membuat sejumlah orang "berafiliasi" kepadanya. Misalkan saja sejarah kediktatoran Jendral Franco yang berhubungan erat dengan El Real. "Jika kalah, pemain akan ditembak mati." Atau penganugerahkan gelar Royal bagi klub-klub yang mendukung pemerintahan Spanyol, bukannya Catalan dan Basque. Sehingga Madrid menjadi Real yang berarti Royal. Sama halnya juga Real Betis, Real Mallorca dan Real Sociedad dan Real Zaragoza.

    Nah, inilah salah satu faktor kenapa klub-klub yang tidak dianugerahi Royal atau yang berdasarkan etnis yang berbeda di Spanyol, mulai memusuhi klub-klub Royal, salah satunya yang paling mengagumkan adalah Real Madrid dan Barcelona. Pertemuan kedua klub ini semalam sungguh menyenangkan untuk ditonton dan bagi pecinta El Real, lega sekali rasanya skor imbang 1:1 dan sungguh ironik, Messi tidak bisa memenangkan timnya, padahal ia baru mendapatkan Ballon d'Or untuk yang keempat kalinya. Harusnya orang lain yang mendapatkannya. Semoga penghargaan berikutnya jatuh ke orang lain, Varane, mungkin?
























    Sebelum Grebek Rumah Raffi, BNN Sudah Intai Dari Kemang.




    Penggerebekan yang dilakukan pihaknya berdasar informasi dari masyarakat kepada BNN.
    JAKARTA - Sebelum menggerebek rumah Raffi Ahmad di Jalan Gunung Balong Kavling VII Nomor 16 I, RT 009/04, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah mengintai beberapa orang yang terlibat dalam pesta narkoba tersebut dari kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
    Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Humas BNN, Sumirat Dwiyanto kepada wartawan di Gedung BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Minggu (27/1) malam.
    "Kami tidak menggerebek di Kemang, tapi mengintai hingga ke rumah RA. Ada beberapa yang diintai dari Kemang itu," kata Sumirat.
    Dijelaskan Sumirat, penggerebekan yang dilakukan pihaknya berdasar informasi dari masyarakat kepada BNN. 
    Dikatakan, pihaknya kemudian menyelidiki informasi yang menyebutkan adanya penyalahgunaan narkoba yang dilakukan beberapa orang yang saat ini diamankan.
    "Kami lakukan penyelidikan lebih lanjut. Sampai yakin di TKP ada terjadi penyalahgunaan narkoba. Baik tes urin maupun barbuk narkotika sendiri," katanya.
    Saat digerebek oleh 15 anggota BNN sekitar pukul 05.00 WIB, tiga pria dan seorang wanita sedang berada di dua kamar terpisah di lantai atas. Sementara 13 orang lain termasuk si pemilik rumah, Raffi Ahmad sedang berada di lantai bawah.
    "10 orang di lantai bawah. Ada yang bermain laptop, joged-joged dan ada juga yang baru datang tiga orang. Semuanya diamankan, dan diperiksa secara mendalam di BNN, termasuk kepada tiga orang yang baru datang," katanya.
    Dijelaskan Sumirat, barang bukti berupa narkoba jenis ekstasi dan sabu ditemukan dalam dua lokasi yang berbeda.
    Dua linting ganja ditemukan di sebuah buffet di dalam kamar Raffi yang berada di lantai bawah, sementara 14 butir ekstasi ditemukan di dalam laci di ruang makan.
    "RA sendiri saat digerebek lagi berada di luar bersama teman-temannya," katanya.

    #1. Apakah benar warga melapor karena sering ada party di rumah Raffi Ahmad? Awak media perlu menanyakan ke RT dan RW setempat, kalau perlu ke para tetangga satu persatu. Jika warga pernah melapor, berapa kalikah itu? RT atau RW sudah menindaklanjuti atau tidak? Apakah volume party di rumah Raffi Ahmad begitu hebohnya sehingga mengganggu tetangga dan meresahkan sehingga perlu dilaporkan—bandingkan pesta mabuk-mabukan geng-geng motor dan lain-lainnya dir el kereta api atau tempat pelacuran yang lokasinya dekat dengan masyarakat—sebagai sebuah ancaman, ataukah hanya karena orang-orang ini artis? Ada sentiment di sini?
    #2. Keluarkan nama semua orang yang dikatakan BNN terlibat party di rumah Raffi Ahmad supaya masyarakat bisa menilai. Jangan sampai nanti nama-nama itu—jika nanti tidak terbuku—hilang begitu saja, padahal BNN telah melakukan kesalahan penangkapan. Masyarakat perlu BNN bertindak jujur dan adil.
    #3. Media atau pihak BNN yang melihat di TKP, harus memberikan informasi yang jelas, tidak bersayap dan membuat masyarakat menduga-duga. Jika tidak katakan tidak, jika ya katakan ya. Contohnya, siapa saja yang ada di dalam kamar di lantai atas, siapa di kamar mana, berapa orang. Supaya masyarakat tidak menduga orang-orang ini sedang melakukan tindakan asusila atau memakai narkoba di kamar. Dan kamar mana yang katanya ditemukan barang bukti itu? Apakah kamar yang berisi orang atau tidak?
    #4. Dua barang bukti ditemukan di bufet kamar Raffi dan laci ruang makan. Nah, biasanya seperti di film-film Hollywood atau penggerebekan miras, sabung ayam atau prostitusi, langsung ada foto dan barang bukti di depan para pelaku. Misalnya mereka sedang meracik narkoba atau sedang menyalakan ganja atau ketika BNN datang, mereka cepat-cepat menyembunyikan dalam lipatan sofa, kotak sampah dan lain sebagainya. Tapi dari pemberitaan ini, kelihatan bahwa posisi barang bukti dan mereka yang dituduh sebagai pelaku tidak berhadapan langsung. Bisa dikatakan tidak tertangkap tangan. Hanya saja benda-benda itu ditemukan dalam rumah yang sama dengan mereka yang dituduh sebagai pelaku.
    #5. Orang bodoh seperti saya yang tidak mengenal seluk beluk cara kerja BNN dan situasi pada saat penggerebekan pun, bisa menduga-duga, bahkan mencurigai ada yang tidak beres. Alasannya sederhana saja, mereka tidak tertangkap tangan sedang “berhubungan dengan barang bukti”, tidak ada foto dari BNN maupun media, kecuali muka orang-orang, rumah, mobil dan berita-berita yang kemudian menyusul. Seperti kata ibunda Raffi, apakah tidak ada kemungkinan ini jebakan?
    #6. Kalau pun Raffi dan kawan-kawannya ini minum bir, joget sambil memaki-maki dan ketawa-ketawa pun, saya kira itu urusan mereka. Jadi, penting dilakukan tes urin dan sebuah tim khusus, dengan bantuan media yang seimbang, harus memantau ini terus. Apakah hasil tes urin positif atau negatif. Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak. Dan kalau terbukti negatif, BNN harus mengeluarkan pernyataan minta maaf kepada mereka yang digrebek dan masyarakat secara umum karena telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan di rumah orang.
    #7. Dukung terus BNN memberantas peredaran narkoba di masyarakat, khususnya pada public figure dan aparatur negara yang menegakkan hukum. Hidup BNN! Hidup Indonesia!


    -Avram bar Kokbah-
    Related Posts with Thumbnails

    La Musica