Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Introduksi

Blog ini mengemas NEWS, PROSA, PUISI, dan CERITA-SEKITAR-KITA. Sebagian besar berisi berita yang "Tidak Mengenakkan Dalam Masyarakat". Alasannya adalah supaya para pembaca tidak ikut-ikutan menjadi Orang Indonesia yang "Buruk". Kita sudah bosan dengan kerusuhan, konflik, entah atas dasar SARA atau Intervensi Asing, jadi marilah kita lindungi diri kita dari orang atau kelompok yang "Menginginkan Keburukan Terjadi Dalam Negeri Kita Ini".


_Asah Terus Penamu_





WeDaySupport

Tamu Wajib Lapor










hibah sejuta buku

Ibu Sakit Jantung (Roro)

  • Kamis, 26 Agustus 2010
  • A. Moses Levitt
  • Label , , , , ,


  • Betul Ibu sakit tapi kami gak tahu kenapa Ibu bisa sampai sakit. Ibu gak mau cerita. Apalagi Bapak. Agak mengerikan memang punya orang tua yang gak egois. Tapi melalui saudari kami, tahulah kamu kalau Ibu sakit Jantung.
    "God Damn."
    "Baru tau sekarang ya. Perasaan Ibu selama ini cuma Anemia sama Maag."










    Terus terang kami ber3 takit sekali. Takut ada sesuatu terjadi di rumah atau di kampung trus Ibu kena serangan jantung, stroke dan...
    "Gila lo ngomong apa?" Si Tengah gak sanggup menerima kenyataan itu, soalnya dia lumayan dekat dengan Ibu. Tapi yang gak boleh tahu kabar ini adalah Si Sulung. Tahukah kalian bahwa Ibu menunggu 7 tahun untuk melahirkan Abang?
    Terus terang kami belum bisa terima itu. Kami pasti gila. Kami ber3 juga berjanji untuk menyimpan rahasia ini dari Abang. Si Bungsu bilang, dia siap dipotong uang jajannya selama setengah tahun jika ketahuan membocorkan rahasia itu pada Abang.

    Kenyataan itu membuat kami merasa Tuhan gak adil. Di saat Bapak mau pensiun, kok banyak hal jadi kacau? Kenapa gakTuhan buat semuanya baik-baik saja? Kenapa Tuhan gak biarkan Ibu dan Bapak menikmati masa pensiun dengan tenang? Kenapa? Tiba-tiba kami merasa, Roro mungkin "sign" untuk apapun yang sedang dan akan terjadi pada Ibu. Kami harus segera menemukan wanita ini. Wanita mesterius yang mungkin mitos dari Ibu.

    Soulmate (Roro)

  • Sabtu, 07 Agustus 2010
  • A. Moses Levitt
  • Label , , , ,
  • Aneh, kenapa Ibu tak menanyakan tentang Roro? Apakah Ibu tak peduli lagi pada pencarian akan sosok Roro yang selama nyaris 4 tahun kami berempat saudara sibuk menelusurinya? Bisa jadi Ibu mulai sadar bahwa kami berempatlah yang mesti diutamakan dari pada Roro ini. Kami berempatlah yang harus mencari sosok kami berempat sendiri. Tapi satu hal yang kami tak mengerti, jika Ibu tahu Roro itu ada dan berumur sebaya dengan kami berempat, apakah Ibu telah memperhitungkan salah satu dari kami berempat akan jatuh cinta dan mencintai Roro selama-lamanya?

    "Menurut Abang, Ibu sengaja menjodohkan salah satu dari kita sama Roro ini?"
    "May be yep may be not."
    "Ha?"

    Tapi...oh God, Ibu sakit. Sebab kami bilang kami berempat tidak bisa pulang liburan. Dia sakit sebab rindunya menggunung. Kami berdoa agar Bapak menjaganya dan menghiburnya. Bapak selalu tahu hiburan buat Ibu. Bukankah mereka harus begitu?

    Ibu atau Skripsi? (Roro)

  • Selasa, 03 Agustus 2010
  • A. Moses Levitt
  • Label , , , ,

  •  Bersambung hari kemarin. Si Sulung berkelakar, "Sesekali lo dermawan dan beli-beli barang yang diiklanin gitu. Supaya paling ngak, kita pernah ngerasain gimana enaknya jadi orang kaya dan bisa beli semua hal yang diiklanin di tivi."
    Mungkin denger kelakar itu, Si Tengah teriak dari kamarnya, "Uang bensin, bro. Eh, gw pake Pertamax neh, kan gw pinjem CBR temen Ucok."
    "Ah, lo ma enak, jalan-jalan, nampang, trus godain cewek. Siapa yang ngak pengen nungging di CBR gitu?" Si Bungsu ngeluh sebab dia hanya perlu pergi jalan kaki ke warnet Prima buat browsing. Tapi kami menguatkan kelemahannya, sebagai anak bungsu yang selalu mau dimanja. Dalam hati kami berkata, lo ngak selamanya digendong Ibu, Dek. Lo lagi merantau ini.
    Kami bilang ke Si Bungsu, "Kan gw juga di rumah aja, ngedit-ngedit. Lo ngak inget, Dek? Gw sama Abang gak jalan-jalan. Jadi lo ngak perlu merasa ngak adil kaya gitu. Demi saudara bahkan ngak adil juga ngak apa-apa. Kalo Abang Skripsinya bagus trus dilirik buat dijadiin buku, lo kan kebagian KuePiang juga."

    Petangnya Ibu menelpon. Mungkin karena saking rindunya pada kami berempat.
    "Apa kabar Ibu?"
    "Baik-baik saja. Hari apa kalian pulang?"
    "Ngak IBu. Kami harus bahu membahu menyelesaikan Skripsi Abang."
    "Baiklah. Skripsi Abang kalian jauh lebih penting. Baik-baiklah kalian di situ. Jangan mabok. Jangan ngerorok banyak-banyak. Banyak-banyak minum air putih."
    "Terima kasih Ibu. Tuhan menjagamu."
    "Begitu pula kalian anak-anakku tersayang."

    Besoknya, subuh-subuh, saudari kami yang nomor 5 mengirim sms singkat: Ibu Sakit.
    Related Posts with Thumbnails

    La Musica